Manfaat alat perangkap hama ini dirasakan langsung oleh para petani. “Alat ini sangat bermanfaat bagi sawah kami karena mampu mengurangi serangan hama yang menghambat pertumbuhan padi. Sebelumnya, kami harus mengeluarkan biaya besar untuk pestisida kimia,” kata Supriadi, Ketua Kelompok Tani Desa Mojokembang. Ia juga mengapresiasi inisiatif mahasiswa UNTAG Surabaya dalam membantu petani setempat menghemat biaya produksi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Selain instalasi alat dan pelatihan, tim KKN juga melakukan pendampingan intensif kepada kelompok tani untuk memastikan keberlanjutan program. Panduan penggunaan dan pemeliharaan alat juga disusun dengan bahasa yang mudah dipahami, sehingga dapat dijadikan referensi oleh para petani.
Program ini menjadi bagian dari upaya UNTAG Surabaya dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat. “Kami berharap inovasi ini tidak hanya bermanfaat bagi petani Mojokembang tetapi juga menjadi model percontohan bagi desa lain yang menghadapi masalah serupa,” tambah Zida.
Keberhasilan program ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat dalam mengembangkan solusi praktis. Dengan teknologi tepat guna ini, diharapkan para petani dapat meningkatkan produktivitas sekaligus mendukung praktik pertanian berkelanjutan.
Penulis: Irfan Dwi Arfianto (Mahasiswa Untag)
Editor : Arif Ardliyanto