get app
inews
Aa Text
Read Next : 100 Hari Kerja Kabinet Prabowo-Gibran, BEM PTMAI Desak Evaluasi di Istana Merdeka

Danantara Jadi Lembaga Investasi yang Sedang Seksi, Prof Sembiring Minta Politisi Tak Cawe-Cawe

Rabu, 19 Februari 2025 | 16:31 WIB
header img
Prof. Dr. Murpin Josua Sembiring, Pengamat Strategi Ekonomi Nasional dan Internasional menyoroti soal keberadaan BPI Danantara yang mulai jadi rebutan. Foto iNEWSSURABAYA/ist

SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID – Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara), yang dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto, kini menjadi sorotan publik. Kabar beredar bahwa BPI Danantara akan diisi oleh tokoh-tokoh dari BUMN dan kalangan politik. Namun, sejumlah pengamat menilai bahwa langkah tersebut bisa mengancam tujuan awal lembaga ini.

BPI Danantara dibentuk dengan tujuan untuk mengelola dan mengoptimalkan aset negara melalui investasi strategis. Menurut Prof. Dr. Murpin Josua Sembiring, Pengamat Strategi Ekonomi Nasional dan Internasional, lembaga ini harus berfokus pada lima sektor utama: hilirisasi industri, infrastruktur, ketahanan pangan, ketahanan energi, dan industri digital.

"Sesuai dengan arahan Presiden Prabowo, orang-orang yang duduk di BPI Danantara seharusnya tetap fokus pada niat awal, yakni pengelolaan investasi untuk kemajuan ekonomi Indonesia," tegasnya.

Sembiring, yang juga Ketua Persatuan Profesor/Guru Besar Indonesia (DPD Pergubi) Provinsi Jawa Timur, menekankan bahwa komposisi pengurus BPI Danantara harus mencerminkan keahlian dan profesionalisme. Menurutnya, 20% dari anggota lembaga ini dapat berasal dari BUMN, sedangkan 80% lainnya harus terdiri dari akademisi dan praktisi ekonomi yang memahami tantangan ekonomi global.

"Saya sempat berdiskusi dengan Pak Erick Thohir (Menteri BUMN) mengenai pentingnya menjaga profesionalisme. Saya setuju bahwa tenaga ahli dari BUMN yang berada di Danantara sebaiknya dibatasi hanya 20%, sementara 80% harus berasal dari kalangan akademisi dan praktisi yang mengerti visi Presiden Prabowo," lanjut Sembiring.

Sembiring dengan tegas menolak jika politisi terlibat langsung dalam pengelolaan BPI Danantara. Ia mengingatkan bahwa politisi sebaiknya fokus pada tugas mereka di DPR untuk membahas regulasi dan peraturan yang mendukung perekonomian rakyat.

"Jika politisi ikut campur, lembaga ini hanya akan menjadi ajang bagi praktik politik balas budi. Ini akan menghambat pencapaian visi besar Presiden, dan saya yakin Indonesia tidak akan maju jika itu terjadi," ungkapnya.

Mengelola Aset Negara, Meningkatkan Ekonomi Indonesia

BPI Danantara bertugas untuk mengelola aset besar dari sejumlah BUMN, seperti Bank Mandiri, BRI, BNI, PLN, Pertamina, Telkom Indonesia, dan lainnya. Diperkirakan, total aset yang dikelola mencapai 600 miliar dolar AS, dengan modal awal sekitar Rp1.000 triliun (sekitar 61 miliar dolar).

Dengan pengelolaan yang tepat, BPI Danantara diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan target mencapai 8% per tahun. Selain itu, investasi yang optimal juga diharapkan dapat menstabilkan nilai tukar rupiah dan memperkuat perekonomian nasional.

Sebagai bagian dari upaya globalisasi dan kemajuan teknologi, BPI Danantara akan menjalin kerja sama dengan beberapa negara besar, antara lain:

  • Tiongkok: Pengembangan industri manufaktur, transportasi kereta cepat, kendaraan energi baru, sistem transportasi pintar berbasis AI dan IoT, serta energi terbarukan.
  • Singapura: Investasi di sektor industri manufaktur berbasis teknologi tinggi dan farmasi.
  • Amerika Serikat dan Eropa: Kerja sama dalam pengembangan infrastruktur dan industri digital.
  • Jepang: Investasi dalam sektor otomotif, elektronik, dan kendaraan listrik (EV).

Dengan regulasi yang mendukung dan kebijakan investasi yang agresif, BPI Danantara memiliki potensi untuk menjadi pendorong utama bagi pembangunan proyek nasional yang mendukung visi pemerintah Indonesia.

Masa Depan BPI Danantara: Potensi Besar untuk Pertumbuhan Ekonomi

Dengan arah yang jelas dan pengelolaan yang profesional, BPI Danantara memiliki peluang besar untuk memainkan peran kunci dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ke depan, lembaga ini diharapkan tidak hanya mampu menarik investasi besar, tetapi juga menjadi motor penggerak untuk mencapai kedaulatan ekonomi yang berkelanjutan.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut