get app
inews
Aa Text
Read Next : Inovasi Baru Petani Garam Madura, Bisa Hasilkan Garam Dengan Kualitas Tinggi

Wamendiktisaintek Sebut Kolaborasi Kampus dan Dampak Sosial Jadi Kunci Keberhasilan

Selasa, 25 Februari 2025 | 21:35 WIB
header img
Wamendiktisaintek Prof. Dr. Fauzan, M.Pd, saat kunjungan di lokasi proyek penelitian “Menuai Harapan” di Desa Lumbung, Pamekasan, Madura, Selasa (25/2/2025). Foto/iNewsSurabaya

PAMEKASAN, iNewsSurabaya.id - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Prof. Dr. Fauzan, M.Pd, menegaskan bahwa kolaborasi dan dampak nyata terhadap masyarakat menjadi indikator utama keberhasilan sebuah perguruan tinggi. 

Pernyataan itu disampaikan saat kunjungannya ke lokasi proyek penelitian “Menuai Harapan” di Desa Lumbung, Pamekasan, Madura, Selasa (25/2/2025).

“Sebagus apapun kampus, kalau tidak pernah berkolaborasi, maka tidak akan menjadi baik,” tegas Prof. Fauzan. 

“Ukuran keberhasilan kampus saat ini adalah seberapa besar manfaat yang dapat diberikan untuk kesejahteraan masyarakat di sekitarnya,” tambahnya.

Proyek “Menuai Harapan” merupakan inisiatif kolaboratif yang melibatkan Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Newcastle University, RMIT University, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dengan dukungan dari Kemitraan Pengetahuan (KONEKSI). 

Proyek tersebut dirancang untuk mengatasi tantangan yang dihadapi petani garam di Madura, seperti perubahan iklim, fluktuasi harga, dan keterbatasan akses teknologi.

Madura, yang dikenal sebagai penghasil garam terbesar di Indonesia, menghadapi berbagai tantangan dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani garam. Proyek “Menuai Harapan” menjawab tantangan ini dengan menggabungkan budidaya rumput laut dan produksi garam berbasis tenaga surya. 

Hasilnya, petani tidak hanya menghasilkan garam berkualitas tinggi, tetapi juga rumput laut bernilai ekonomis, energi terbarukan, dan air bersih.

Prof. Wahyudi Agustiono, Ketua Peneliti Proyek dari UTM, menjelaskan bahwa inovasi ini memiliki potensi global. 

“Di tengah tantangan perubahan iklim, kelangkaan air bersih, dan kebutuhan energi di wilayah pesisir, proyek ini menawarkan solusi komprehensif yang dapat diadaptasi di berbagai wilayah,” ujarnya.

Proyek ini tidak hanya memberikan manfaat bagi petani garam di Pamekasan, tetapi juga membuka peluang ekonomi berkelanjutan bagi masyarakat pesisir Jawa Timur. Dengan pendekatan yang holistik, “Menuai Harapan” menciptakan mata pencaharian yang lebih stabil dan ramah lingkungan.

“Kami berusaha memastikan bahwa setiap aspek proyek memberikan manfaat optimal, tidak hanya bagi petani garam tetapi juga bagi seluruh masyarakat sekitar,” tambah Prof. Wahyudi.

Proyek “Menuai Harapan” juga menjadi bukti nyata keberhasilan kolaborasi antara Indonesia dan Australia dalam mengatasi tantangan global. 

Melalui kemitraan strategis antara UTM, Newcastle University, dan RMIT University, proyek ini menunjukkan bagaimana kerja sama internasional dapat mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi lokal.

Kunjungan Wamendiktisaintek ke lokasi proyek diharapkan dapat memotivasi para peneliti dan masyarakat untuk terus mengembangkan inovasi yang bermanfaat. 

“Kolaborasi seperti ini harus terus didorong agar dapat direplikasi di wilayah dan sektor lain di Indonesia,” pungkas Prof. Fauzan.

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut