Gus Ubaid: Regenerasi Penting, Generasi Muda NU Harus Tampil

Untuk itu, ia mendorong para senior untuk legowo memberikan ruang bagi generasi muda untuk berkarya.
"Para senior tetap bisa membimbing, tentu saja," tambahnya.
Tokoh Muda NU dan Pengurus Lajnah Falakiyah PBNU tersebut menyarankan agar kepemimpinan di NU dibatasi, misalnya maksimal tiga periode.
"Sebab, banyak senior kita yang menjabat di NU juga memiliki pesantren. Sampai kapan terus menjadi pejabat? Kapan kembali mengurus pesantren? Jika tidak kembali, pesantrennya bisa terbengkalai," imbuhnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Annuriyah Kaliwining Jember ini berharap penghargaan ini menjadi motivasi bagi generasi muda NU untuk lebih berani tampil dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa, tidak hanya di bidang keagamaan, tetapi juga di berbagai bidang lainnya.
Seperti diketahui, dalam momentum Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober, Perkumpulan Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN) kembali memberikan apresiasi Tokoh Nahdliyin Inspiratif 2024 kepada 12 orang Nahdliyin yang dinilai menginspirasi.
Ketua Umum FJN, Muhamad Didi Rosadi, mengungkapkan bahwa penghargaan ini memasuki tahun ke-5. Pihaknya tetap mempertahankan prinsip independen dan imparsial dalam pemberian apresiasi ini.
"Independen artinya kami mandiri, dan imparsial artinya netral, tidak ada keberpihakan dalam penentuan individu penerima apresiasi FJN Award. Kami tidak ada komunikasi dengan para kandidat. Seluruhnya hasil riset dan diskusi ketat sahabat-sahabat di FJN," kata pria yang akrab disapa Diday itu.
Ia menjelaskan bahwa kriteria utama penerima penghargaan ini adalah kader NU atau setidaknya pengamal Ahlussunah wal Jamaah An Nahdliyah atau Nahdliyin. Kriteria berikutnya adalah memiliki rekam jejak dan prestasi yang bisa menginspirasi generasi muda Nahdliyin.
Editor : Ali Masduki