Cahaya di Ujung Jari, Kisah Inspiratif Disabilitas Netra dalam Mencintai Al-Qur'an Sepenuh Hati

MALANG, iNEWSSURABAYA.ID – Senja Ramadan membawa ketenangan di UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra (RSBN) Malang. Di dalam Masjid An Nur, suara merdu lantunan ayat suci Al-Qur’an menggema, dibacakan dengan penuh khusyuk oleh para penyandang disabilitas netra (distra). Mereka meraba lembaran Al-Qur’an braille dengan ujung jari, menjadikannya cahaya penerang di tengah gelapnya pandangan.

Di antara mereka, Firdaus, seorang sarjana Ilmu Pendidikan Agama, tampak berseri-seri. Malam itu, ia dan teman-temannya mendapatkan mushaf braille baru dari Perum Jasa Tirta (PJT) I. “Al-Qur’an ini sangat nyaman dibaca dan lebih mudah diraba,” ungkapnya dengan senyum bahagia, Sabtu (15/3/2025).

Firdaus kehilangan penglihatannya sejak kecil akibat tumor otak dan hidrosefalus. Namun, kecintaannya pada Al-Qur’an tak pernah pudar. Sejak duduk di bangku kelas 2 SD, ia belajar mengaji bersama kakeknya, yang dengan sabar membimbingnya mengenal ayat demi ayat suci. Kini, Firdaus menjadi mentor bagi teman-teman disabilitas netra lainnya di RSBN Malang.

“Setiap hari setelah salat Isya, saya mengajar membaca Al-Qur’an braille di sini. Banyak teman distra yang belajar bersama saya,” tuturnya. Saat ini, ada sekitar 105 penyandang distra yang tinggal dan menuntut ilmu di RSBN Malang.

Tak hanya Firdaus, Salsabila—gadis 21 tahun asal Sidoarjo—juga menunjukkan semangat luar biasa dalam mencintai Al-Qur’an. Lahir sebagai penyandang distra, Salsa tak membiarkan keterbatasan menghalangi mimpinya.

Kegemarannya membaca Al-Qur’an membawanya meraih juara harapan 1 dalam Lomba Baca Al-Qur’an tingkat nasional yang diselenggarakan RRI. “Saya bersyukur bisa membaca Al-Qur’an braille dengan nyaman. Bantuan seperti ini sangat berarti bagi kami,” ujarnya dengan penuh semangat.

Editor : Arif Ardliyanto