get app
inews
Aa Text
Read Next : Program Makan Bergizi Gratis Dikenalkan di Kediri, Solusi Atasi Stunting dan Kurang Gizi

PT JGU Gandeng KMP Produksi Beras Fortifikasi, Wujudkan Niat Gubernur Jadikan Jatim Lumbung Pangan

Senin, 17 Maret 2025 | 14:18 WIB
header img
Mirza Muttaqien, Direktur PT JGU memamerkan hasil produksi beras Jawa Timur. Foto iNEWSSURABAYA/lukman

SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan komitmennya untuk menjadikan Jawa Timur sebagai Lumbung Pangan dan pusat hilirisasi pertanian di Indonesia. Salah satu langkah strategis yang diambil untuk mencapai target tersebut adalah melalui produksi beras fortifikasi, yang dapat meningkatkan kandungan gizi bagi anak-anak sekolah di provinsi ini.

PT Jatim Grha Utama (JGU), yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jawa Timur, turut berperan aktif dalam mendukung program tersebut. Mirza Muttaqien, Direktur PT JGU, menjelaskan bahwa beras fortifikasi merupakan solusi inovatif untuk meningkatkan kualitas gizi konsumsi anak-anak sekolah. "Melalui beras fortifikasi, kami dapat membantu meningkatkan asupan gizi anak-anak, terutama yang berada di daerah dengan akses terbatas terhadap makanan bergizi," ujar Mirza.

Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan dan kesejahteraan petani, PT JGU menggandeng Koperasi Produsen Multi Pihak (KMP), yang beranggotakan Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani). Program ini bertujuan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan gizi nasional, tetapi juga untuk memberi nilai tambah bagi hasil panen petani dan memperkuat rantai pasokan pangan yang lebih efisien. "Beras fortifikasi bukan hanya solusi untuk gizi anak-anak, tetapi juga bagian dari strategi besar untuk memperkuat ketahanan pangan dan kesejahteraan petani," tambah Mirza.

Saat ini, KMP di Madiun dan Jombang sudah mulai memproduksi beras premium dan bersiap untuk memulai produksi beras fortifikasi. Ke depan, model produksi ini akan diperluas ke berbagai sentra produksi beras lainnya di Jawa Timur, menjadikan provinsi ini pusat industri pangan bernilai tambah. Beras fortifikasi yang diproduksi mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI) 9314:2024, dan menggunakan Kernel Beras Fortifikan (FRK) yang telah memperoleh izin dari BPOM RI, memastikan kualitas dan keamanannya.

Beras fortifikasi diperkaya dengan berbagai nutrisi penting seperti zat besi, asam folat, vitamin A, vitamin B1, B3, B6, B12, dan zinc, yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka. Proses pencampuran menggunakan teknologi modern memastikan bahwa nutrisi tersebar merata dalam setiap butir beras, memberikan manfaat maksimal dalam satu sajian.

Sebagai bagian dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), beras fortifikasi bertujuan untuk meningkatkan status gizi dan daya tahan tubuh anak-anak sekolah di Jawa Timur. Program ini juga memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional, karena melibatkan petani dan industri pangan lokal dalam rantai pasokan. "Program ini tidak hanya bertujuan untuk gizi anak-anak, tetapi juga untuk memberikan dampak positif pada perekonomian daerah," tegas Mirza.

PT JGU bekerja sama dengan BUMD Kabupaten/Kota dan koperasi desa untuk mendistribusikan beras fortifikasi ke sekolah-sekolah di Jawa Timur. Sistem distribusi yang efisien memastikan harga tetap terjangkau bagi pemerintah dan masyarakat. Beras fortifikasi ini juga tersedia sebagai alternatif beras sehat bagi masyarakat, dengan harga yang ekonomis. "Dengan tambahan biaya sekitar Rp100-150 per 100 gram, masyarakat bisa mendapatkan beras bernutrisi tinggi tanpa membebani anggaran rumah tangga," jelas Mirza.

Sebagai provinsi dengan surplus produksi beras terbesar di Indonesia, Jawa Timur memiliki potensi besar untuk menjadi pusat produksi beras fortifikasi untuk kebutuhan nasional. Dengan strategi hilirisasi pertanian yang tepat, provinsi ini dapat mengoptimalkan hasil panen petani sekaligus meningkatkan nilai tambah produk pertanian. "Dengan sistem distribusi yang lebih efisien, kita tidak hanya menekan biaya logistik, tetapi juga memastikan kesejahteraan petani dan memberikan beras berkualitas kepada anak-anak," tambah Mirza.

Melalui sinergi antara pemerintah, BUMD, koperasi, dan petani, Jawa Timur siap menjadi contoh nasional dalam penerapan Program MBG berbasis hilirisasi pertanian. "Pendekatan hilirisasi pertanian ini memastikan tidak hanya pemenuhan gizi anak-anak, tetapi juga membangun fondasi ekonomi yang lebih kuat bagi petani dan pelaku usaha lokal," pungkas Mirza.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut