Musiman dalam Pasar Finansial, Strategi Trading Efektif dari Octa Broker

SURABAYA – Memahami ritme pasar finansial adalah kunci keberhasilan bagi para trader. Salah satu strategi yang seringkali terabaikan adalah memanfaatkan pola musiman fluktuasi harga aset dan kondisi pasar yang berulang setiap tahun.
Kar Yong Ang, Analis Pasar Finansial di Octa Broker, menekankan bahwa meskipun pola musiman bukan jaminan keuntungan, ketika dipadukan dengan analisis yang mendalam, pola ini bisa menjadi alat yang ampuh untuk mengantisipasi dinamika pasar.
Mengenal Pola Musiman Pasar Finansial
Beberapa pola musiman yang telah lama diamati di pasar finansial antara lain:
1. Jual di Bulan Mei dan Pergi
Secara historis, pasar saham cenderung berkinerja lebih buruk antara Mei dan Oktober dibandingkan dengan periode November hingga April. Strategi mengurangi eksposur saham pada bulan Mei dan kembali berinvestasi pada bulan November seringkali menghasilkan keuntungan.
Namun, Kar Yong Ang mengingatkan bahwa pola ini bisa berubah karena faktor eksternal seperti geopolitik atau kebijakan moneter yang tak terduga.
2. Efek Januari
Saham berkapitalisasi kecil biasanya mengalami kenaikan signifikan pada bulan Januari, didorong oleh reinvestasi setelah penjualan saham di bulan Desember untuk tujuan perencanaan pajak.
Namun, awal tahun 2025 menunjukkan pelemahan efek ini. Kenaikan SPDR S&P 600 Small Cap ETF (SPSM) hanya 9,8% (hingga 6 Januari 2025), jauh di bawah kenaikan SPDR S&P 500 ETF Trust (SPY) sebesar 25,4%.
"Ini menunjukkan pergeseran minat investor ke aset yang lebih likuid di tengah ketidakpastian pasar," jelas Kar Yong Ang.
3. Reli Sinterklas
Fenomena kenaikan harga saham selama lima hari perdagangan terakhir di bulan Desember dan dua hari pertama di bulan Januari ini tidak terjadi di akhir tahun 2024. S&P 500 malah turun 0,2%, memicu kekhawatiran akan pelemahan pasar di tahun 2025.
"Tahun 2018 juga serupa—S&P 500 anjlok 10% di bulan Desember karena ketegangan perdagangan AS-China. Ini membuktikan bahwa pola musiman tidak selalu mutlak," tambah Kar Yong Ang.
4. Musim Komoditas
Harga komoditas seperti minyak dan hasil pertanian (misalnya, gandum) seringkali berfluktuasi mengikuti siklus permintaan musiman. Minyak mentah biasanya naik menjelang musim panas dan turun pada bulan September.
"Trader perlu menggabungkan data musiman dengan analisis fundamental, seperti kebijakan OPEC+ atau kondisi cuaca ekstrem yang dapat memengaruhi pasokan," tutur Kar Yong Ang.
Editor : Ali Masduki