Bincang Santai Festival Pesantren Tebuireng, Ahmad Dhani Sebut Adanya Ketimpangan Pendidikan
JOMBANG, iNEWSSURABAYA.ID – Dalam acara Bincang Santai Festival Pesantren Tebuireng 2025 yang digelar pada Jumat malam (25/4/2025), musisi sekaligus anggota DPR RI Ahmad Dhani menyampaikan kritik tajam terkait ketimpangan akses pendidikan di wilayah terpencil. Forum ini menjadi bagian dari rangkaian acara menuju satu abad kemerdekaan Indonesia.
Menurut Dhani, mimpi besar menuju Indonesia Emas 2045 tidak akan tercapai jika ketimpangan infrastruktur pendidikan digital di daerah terpencil masih menjadi persoalan utama.
“Kalau mau bicara Indonesia Emas, teknologi harus menjangkau anak-anak di daerah. Jangan sampai mereka tertinggal hanya karena infrastruktur yang belum merata,” ujar Dhani dalam sambutan virtualnya di hadapan para santri, kiai, dan tokoh pesantren.
Musisi legendaris Dewa 19 ini juga menyoroti pentingnya pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Ia menekankan perlunya penguatan karakter yang dibarengi dengan pemanfaatan teknologi dalam sistem pendidikan nasional.
Tak hanya pendidikan, Dhani juga menyinggung potensi besar industri kreatif Indonesia sebagai motor penggerak ekonomi masa depan. Ia meyakini, generasi muda Indonesia memiliki talenta luar biasa yang dapat berkembang melalui dukungan ekosistem yang tepat.
“Kita punya banyak anak muda berbakat. Kalau diberi pelatihan, pendanaan, dan akses pasar, industri kreatif bisa jadi mesin utama ekonomi kita ke depan,” tambah politisi Partai Gerindra itu.
Sementara itu, Ketua Dewan Masyayikh Tebuireng, KH Mustain Syafi’i, menyampaikan bahwa budaya lokal harus dihidupkan kembali dalam format yang lebih modern dan relevan. Menurutnya, film, musik digital, hingga game bisa menjadi medium ekspresi budaya yang lebih dekat dengan generasi muda saat ini.
“Budaya tak boleh hanya jadi peninggalan. Harus tampil dalam bentuk baru yang digemari generasi sekarang,” tegas Kiai Mustain yang juga dikenal sebagai pakar tafsir.
Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antara pendidikan, budaya, dan ekonomi kreatif sebagai fondasi membangun Indonesia di masa depan. Kegiatan seperti Bincang Santai ini dinilai menjadi ruang strategis untuk menanamkan visi kebangsaan kepada generasi muda pesantren.
“Membangun Indonesia tak cukup dengan beton dan jalan tol. Kita perlu membangun karakter, kreativitas, dan keberagaman. Dan pesantren bisa jadi kunci penting dalam perjalanan itu,” tandasnya.
Acara dialog inspiratif ini berlangsung hangat dan penuh antusiasme. Dihadiri para kiai, nyai, serta santri-santriwati dari berbagai daerah, forum ini menjadi refleksi penting tentang arah pembangunan Indonesia menuju 100 tahun kemerdekaan.
Editor : Arif Ardliyanto