Suara Mesin Jahit dari Balik Jeruji yang Bangkitkan Harapan Warga Binaan Rutan Perempuan Surabaya

Baca Juga

Upaya Inovatif Rutan Perempuan Surabaya, Tingkatkan Layanan Kesehatan dan Bentuk Kader Khusus

Bagi Herna, mesin jahit itu bukan sekadar alat, melainkan jembatan menuju kehidupan baru. Ia berharap suatu hari bisa membuka usaha jahit sendiri setelah masa tahanannya usai.

Puspita Ernawati menyampaikan bahwa program TJSL ini selaras dengan komitmen PT SIER untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam bidang pendidikan vokasi, pemberdayaan perempuan, dan peningkatan kualitas hidup.

“Kami percaya bahwa keterampilan yang dibangun sejak dalam rutan merupakan modal penting untuk reintegrasi sosial yang sukses,” ujar Puspita.

Baca Juga

Rawat Tiga Anak Warga Binaan, Rutan Perempuan Surabaya Sulap Kamar Hunian Jadi Ruangan Menyusui

Kepala Rutan Perempuan Kelas IIA Surabaya, Widyawati, memberikan apresiasi tinggi atas kontribusi PT SIER. Menurutnya, bantuan tersebut menjadi bagian penting dalam pengembangan kompetensi warga binaan agar siap kembali ke masyarakat secara mandiri.

“Kami berharap sinergi seperti ini dapat terus berlanjut demi mendukung pembinaan yang optimal,” katanya.

Sementara itu, Asisten Deputi Bidang TJSL Kementerian BUMN, Edi Eko Cahyono, menyebut bahwa inisiatif SIER ini mencerminkan nilai-nilai utama BUMN, yakni AKHLAK—Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.

Baca Juga

Kisah Napi Mau Melahirkan di Penjara, Tangan Kanan Meremas Pinggang hingga Dirujuk ke Puskesmas

“Inilah bukti bahwa BUMN hadir bukan hanya untuk bisnis, tapi juga memberi makna dan dampak sosial nyata, khususnya bagi perempuan warga binaan,” ungkapnya.

Melalui deru pelan mesin jahit dan semangat tak pernah padam, warga binaan seperti Herna menunjukkan bahwa harapan tetap bisa dijahit, meski dari balik jeruji. Dengan dukungan sektor industri dan semangat rehabilitasi, masa depan yang lebih cerah perlahan mulai dirajut dari dalam tembok rutan.

Editor : Arif Ardliyanto