SURABAYA, iNews.id - Mandalika dengan segala cerita telah menghibur masyarakat dunia. Mulai dari pacuan adrenalin di arena balap, sampai riuhnya soal paduan kebahagiaan dan antusiasme menyambut kembali MotoGP ke Indonesia berselang 25 tahun lamanya.
Kearifan lokal dan budaya menjadi satu nilai jual lama yang kembali bergeliat di masa pandemi ini. Hote-hotel full booked, tiket terjual habis, penonton puas, pebalap bahagia dengan segala cerita dan keramahan Indonesia dalam menyambut mereka.
"Sebuah hasil yang membuat kita teringat saat Marquez, Rins, Espargaro, menginjakkan kaki pertama kalinya di sirkuit sepanjang 4,31 km ini," ujar Ketua Sapulidi, H. Ahmad Badruttamam.
Menurut Cak Tamam, sapaan H. Ahmad Badruttamam, keluhan soal kondisi sirkuit yang mengemuka kala itu ditangani cepat dan menjadikan Mandalika sebagai salah satu seri yang akan dinanti para pebalap lagi di musim berikutnya.
Mundur sedikti sebelum hari perlombaan, saat 20an pebalap berparade nyaman bersama berbagai anggota klub motor di ibu kota Jakarta. Marc Marquez sempat berujar soal pentingnya Presiden Jokowi untuk keberlangsungan MotoGP di Indonesia
“Saya senang bisa bertemu Presiden Indonesia [Jokowi], Presiden yang sangat ramah, sangat impresif, Presiden yang penting, karena dia mencintai sepeda motor. Dia menunjukkan sepeda motor dia yang spesial, dia membuat dunia MotoGP semakin besar,” kata Cak Tamam, mengutip ungkapan Marquez.
Marquez menyadari betul potensi Presiden ketujuh Indonesia ini dalam peranannya melakukan pergerakan positif yang dimulai dari sebuah pembangunan.
Cak Tamam mengungkapkan, pada 2019 lalu, anggaran belanja infrastrutur menyentuh angka 420 triliun. Mengalami kenaikan kalau dibandingkan dengan medio 2014 yang hanya berada di kisaran 163 triliun. Kenaikan yang ternyata menyimpan potensi baik yang sangat besar.
Ada 65 bendungan, 1 juta hektar lebih jaringan irigasi terbangun, jalan nasional yang mencapai 4119 km sampai jalan tol sepanjang 1852 km.
"Belum lagi perhatian beliau ke sektor khusus seperti sanitasi dan penanganan kawasan kumuh di perkotaan," ucapnya.
Geliat pembangunan yang begitu berdaya di era Jokowi ini, kata Cak Tamam, juga mampu beradaptasi dengan sangat cepat dalam menghadapi pandemi.
"Sempat kalang kabut saat badai corona menghadang, gerakan 3T (tracing, tracking, dan testing) menjadi motor yang mampu mendongkrak vaksinasi di Indonesia sampai berada di peringkat terbaik keenam di dunia," ujarnya.
Capian yang tentunya berdampak pada laju ekonomi yang mengalami perbaikan, sempat menyentuh angka minus 5,32 persen di awal pandemi, angka ini melonjak jauh menjadi 7,07 persen di akhir 2021 lalu.
Kemerataan dan jangkauan dampak positif yang nyata ini membuat sekelompok orang berkumpul dan menamai dirinya sebagai Sapu Lidi.
Kelompok masyarakat yang terbentuk di Surabaya pada 20 Maret lalu ini bersatu padu untuk menyatakan satu suara dukungan yang bermuara pada itikad baik.
Yakni untuk terus mengawal kinerja apik dari pemerintahan Jokowi ini sampai akhir masa jabatannya di 2024 mendatang.
"Tak ada embel-embel kepentingan tertentu, hanya satu suara bulat demi manfaat dan kinerja pemerintahan yang tetap terjaga utuh untuk seluruh rakyat Indonesia," tegas Cak Tamam.
Editor : Ali Masduki