Inovasi Keren Lapas Tuban, Buka PKBM Pertama di Penjara, 87 Warga Binaan Mulai Belajar
TUBAN, iNewsSurabaya.id – Sebuah langkah besar dalam dunia pembinaan narapidana resmi dimulai di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tuban, Jawa Timur. Pada Jumat (13/6), Lapas Tuban meresmikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Ronggolawu, program pendidikan yang menjadi harapan baru bagi para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) untuk memperbaiki diri dan menata masa depan.
Peresmian PKBM Ronggolawu dilakukan langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Direktoral Jenderal Pemasyarakatan Jawa Timur, Kadiyono, didampingi Kepala Lapas Tuban, Irwanto Dwi Yhana. Dalam momen simbolis, pemotongan pita dilakukan sebagai tanda dimulainya perjalanan pendidikan baru di balik jeruji besi.
“Pendidikan adalah hak setiap warga negara, termasuk mereka yang sedang menjalani masa pidana. PKBM ini adalah wujud nyata komitmen kita untuk memberikan kesempatan kedua bagi warga binaan,” ujar Kadiyono dalam sambutannya.
PKBM Ronggolawu tercatat sebagai satu-satunya PKBM mandiri di Jawa Timur yang lahir dari, oleh, dan untuk masyarakat, termasuk para narapidana. Keberadaannya bukan hanya menyediakan ruang belajar, tetapi juga menciptakan harapan dan semangat baru untuk perubahan.
Ia mengingatkan pentingnya tata kelola yang baik dalam penyelenggaraan PKBM. “Program mulia ini harus dikelola secara transparan dan akuntabel. Jangan sampai niat baik ini tercoreng oleh penyalahgunaan wewenang,” tegasnya.
Dari total 440 warga binaan yang berada di Lapas Tuban, sebanyak 87 orang telah memenuhi syarat dan resmi mengikuti kegiatan belajar di PKBM. Mereka belajar di ruang kelas yang telah disiapkan untuk meningkatkan kemampuan dasar seperti membaca, menulis, berhitung, hingga mempersiapkan diri menghadapi ujian kesetaraan Paket A, B, dan C.
Salah satu peserta, sebut saja Rudi (nama samaran), mengaku sangat bersyukur atas kesempatan ini. “Saya ingin berubah dan menebus kesalahan saya. Dengan belajar, saya merasa punya harapan saat nanti kembali ke masyarakat,” ucapnya lirih.
Kakanwil berharap PKBM Ronggolawu dapat menjadi role model bagi Lapas dan Rutan lain di seluruh Jawa Timur. Program ini tidak hanya memberi pendidikan formal, tapi juga menjadi upaya nyata dalam menekan angka residivisme atau pengulangan tindak kejahatan.
“Pendidikan adalah cahaya yang menuntun mereka keluar dari kegelapan masa lalu. Saya berharap para guru dan pengajar bisa menjalankan tugas mulianya dengan penuh ketulusan,” pesan Kadiyono.
Kalapas Tuban, Irwanto Dwi Yhana, menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh jalannya PKBM sebagai bagian dari strategi pembinaan menyeluruh. Ia berharap setiap warga binaan yang mengikuti pendidikan dapat keluar dari lapas dengan bekal keterampilan dan mental yang lebih baik.
“Pembinaan tidak cukup hanya dengan kedisiplinan. Pendidikan adalah fondasi penting untuk membentuk karakter baru yang lebih kuat dan positif,” ujar Irwanto.
PKBM Ronggolawu kini menjadi simbol transformasi di Lapas Tuban tempat di mana kesalahan masa lalu tidak menjadi batas untuk memperbaiki diri. Dengan semangat belajar, para warga binaan menatap masa depan yang lebih cerah, dan suatu hari nanti, siap kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik.
Editor : Arif Ardliyanto