IDI Surabaya Lantik Pengurus Baru 2025–2028, Begini Visi Terbarunya di Era Disrupsi

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Surabaya resmi melantik jajaran pengurus baru periode 2025–2028 dalam sebuah seremoni penuh makna di Hotel Vasa Surabaya, Sabtu (5/7/2025). Momentum ini menjadi penanda dimulainya babak baru perjalanan organisasi profesi dokter dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.
Ketua IDI Surabaya terpilih, Dr. Muhammad Shoifi, Sp.OT (K), menyampaikan bahwa kepengurusan periode ini akan mengusung semangat transformasi melalui visi “IDI adalah Rumah Kita”. Menurutnya, IDI harus menjadi organisasi yang inklusif, adaptif, dan relevan dengan perkembangan zaman.
“Kita hidup di era disrupsi—digitalisasi tanpa literasi, globalisasi tanpa batas, serta masyarakat yang makin kritis dan penuh ekspektasi. Dokter dituntut untuk siap menghadapi liberalisasi sistem kesehatan dan tantangan hukum yang makin rumit,” ujar Dr. Shoifi.
Pengurus baru IDI Surabaya juga mengenalkan struktur organisasi yang lebih responsif terhadap kebutuhan anggotanya. Sejumlah bidang strategis pun dibentuk, di antaranya: Bidang Hukum dan Perlindungan Anggota, Pusat Pelatihan dan Pengembangan Profesi, Unit Khusus Dokter Muda, dan Tim Sosial dan Layanan Kesehatan Masyarakat
Program unggulan lainnya yang akan digulirkan antara lain:
- Rumah Kesejawatan Dokter: Ruang diskusi ilmiah, perpustakaan digital, pelatihan karier, hingga layanan medical check-up khusus untuk dokter.
- Perlindungan Hukum Anggota: Pendampingan hukum gratis, beasiswa studi hukum, dan mentoring dari pakar.
- Dokter Bergerak: Komunitas olahraga dan hobi seperti lari, sepeda, tenis, dan golf untuk menjaga kesehatan mental dan fisik dokter.
- Rumah Manfaat untuk Masyarakat: Layanan medis gratis bagi kelompok rentan seperti pengemudi ojek, petugas kebersihan, dan sopir taksi.
- IDI Surabaya Learning Center: Pusat pelatihan digital, jurnal ilmiah, dan pengembangan kompetensi berkelanjutan.
“Kami ingin IDI hadir nyata sebagai rumah bersama, bukan hanya simbol organisasi profesi,” tegas Dr. Shoifi.
Editor : Arif Ardliyanto