Proyek Hotel Patra Surabaya Gunakan 744 Batang Spun Pile, Material Fondasi dari Perusahaan Lokal

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) kembali menegaskan eksistensinya sebagai pemain kunci dalam industri beton pracetak nasional. Kali ini, WSBP berhasil menyelesaikan pengiriman 744 batang Spun Pile untuk pembangunan Hotel Patra Surabaya, sebuah proyek prestisius milik PT Patra Jasa, dengan PT Nindya Karya (Persero) sebagai kontraktor utama.

Proyek Hotel Patra bukan hanya sekadar proyek pembangunan hotel, tetapi menjadi tonggak penting bagi WSBP dalam memperluas kontribusinya terhadap sektor konstruksi dan perhotelan nasional.

Seluruh Spun Pile diproduksi langsung dari Precast Plant WSBP di Prambon, Jawa Timur. Produk ini dirancang dengan standar mutu tinggi dan efisiensi proses yang ketat, untuk memastikan ketahanan pondasi dalam bangunan bertingkat seperti hotel.

"Pengiriman ini menjadi bukti bahwa produk kami tidak hanya berkualitas tinggi, tetapi juga mampu menjawab kebutuhan proyek strategis nasional. Kami berkomitmen untuk terus menyediakan solusi beton pracetak yang andal dan presisi," ujar Fandy Dewanto, Kepala Divisi Corporate Secretary WSBP.

Spun Pile merupakan elemen vital dalam konstruksi pondasi dalam, yang mendukung stabilitas struktur bangunan—terutama pada proyek skala besar seperti hotel bertingkat, pelabuhan, jalan tol, dan gedung-gedung tinggi lainnya. Pengalaman WSBP dalam berbagai proyek infrastruktur besar di Indonesia menjadi nilai tambah dalam menjamin kualitas dan ketepatan suplai produk ini.

Keberhasilan suplai awal telah membuka pintu untuk kerja sama lanjutan. WSBP kembali dipercaya untuk memenuhi kontrak tambahan sebanyak 338 batang Spun Pile, yang menunjukkan konsistensi kualitas serta kepercayaan yang terus tumbuh dari mitra proyek.

“Proyek Hotel Patra mencerminkan strategi jangka panjang kami dalam memperluas portofolio pasar, baik di sektor swasta maupun pemerintah. Kami terus mengincar peluang proyek eksternal demi meningkatkan pertumbuhan pendapatan yang berkelanjutan,” tambah Fandy.

Editor : Arif Ardliyanto