get app
inews
Aa Text
Read Next : Antusias Sekolah di Jatim Sambut Tes Kompetensi Akademik 2025, Lebih Dari 6.000 Lembaga Siap Ikut!

Jatim Soroti Maraknya Bullying di Hari Anak Nasional 2025, Ini Strategi yang Tepat Tangani Kekerasan

Rabu, 23 Juli 2025 | 18:21 WIB
header img
Dinas Pendidikan Jawa Timur menyoroti isu bullying dan pentingnya pendidikan karakter di Hari Anak Nasional 2025. Anak-anak Jatim juga ukir prestasi gemilang di berbagai ajang nasional. Foto iNewsSurabaya/saipul

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 menjadi momentum penting untuk menyoroti isu kekerasan terhadap anak, terutama kasus bullying yang masih banyak terjadi di lingkungan sekolah dan masyarakat. Dengan mengusung tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”, masyarakat diingatkan kembali akan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menegaskan bahwa Hari Anak Nasional bukan sekadar seremoni, melainkan pengingat nyata bahwa anak-anak Indonesia, khususnya di Jawa Timur, masih menghadapi tantangan serius dalam hal keamanan dan perlindungan.

“Anak-anak adalah masa depan bangsa. Mereka harus tumbuh dalam lingkungan yang sehat, aman, dan bebas dari kekerasan, baik fisik maupun psikologis,” tegas Aries saat ditemui di Surabaya, Rabu (23/7/2025).

Aries juga menyoroti perubahan besar dalam kehidupan anak-anak akibat pesatnya perkembangan teknologi digital. Di satu sisi, dunia digital membuka akses informasi dan kreativitas tanpa batas. Namun di sisi lain, hal ini memunculkan tantangan baru seperti kecanduan gawai, penurunan interaksi sosial, hingga paparan konten negatif dan disinformasi.

“Oleh karena itu, pendampingan orang tua dan guru sangat krusial. Kita tidak bisa membiarkan anak-anak menghadapi tantangan digital sendirian,” jelasnya.

Menurut Aries, salah satu cara paling efektif untuk mengatasi kekerasan di sekolah adalah dengan memperkuat pendidikan karakter. Sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga ruang pembentukan nilai-nilai moral seperti empati, toleransi, dan saling menghargai.

“Pendidikan karakter harus menjadi fondasi utama dalam dunia pendidikan. Anak yang memiliki karakter kuat akan lebih mampu membedakan mana yang benar dan salah, serta menjauhi tindakan merugikan orang lain,” ujarnya.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut