get app
inews
Aa Text
Read Next : Ketika Jalan Jadi Ruang Belajar: Refleksi Mahasiswa yang Menantang Kebijakan Publik

Bukan Sekadar Hari Anak: Saatnya Anak Bicara, Negara Mendengar

Rabu, 23 Juli 2025 | 14:42 WIB
header img
Arie Rukmantara, Chief Field Office UNICEF Indonesia, yang menekankan bahwa mendengarkan suara anak-anak bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga langkah strategis untuk masa depan ekonomi Indonesia. Foto iNewsSurabaya/trisna

JAKARTA, iNewsSurabaya.id - Momentum Hari Anak Nasional 2025, muncul dorongan kuat untuk mengubah cara pandang terhadap anak-anak dalam penyusunan kebijakan. Tak lagi cukup menjadikan mereka sebagai penerima manfaat, kini anak-anak didesak untuk dilibatkan secara aktif sebagai subjek utama dalam kebijakan publik.

Seruan ini datang dari Arie Rukmantara, Chief Field Office UNICEF Indonesia, yang menekankan bahwa mendengarkan suara anak-anak bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga langkah strategis untuk masa depan ekonomi Indonesia.

"Ketika anak kehilangan layanan dan kesempatan dasar, dampaknya beriak panjang: produktivitas turun, biaya kesehatan meningkat, dan ketahanan ekonomi melemah," tegas Arie saat konferensi pers pada Rabu (23/7/2025).

Meski data menunjukkan penurunan angka kemiskinan multidimensi dari 12,44% (2020) menjadi 10,96% (2023), situasinya tak sepenuhnya menggembirakan. Lima indikator yang justru memburuk berkaitan erat dengan hak anak—mulai dari akses pendidikan prasekolah, imunisasi, hingga kepemilikan aset dasar.

“Ini bukan sekadar isu sosial. Ini tanda bahaya ekonomi,” kata Arie.

Indonesia saat ini menggunakan Indeks Perampasan Multidimensi Indonesia (MDI-I), hasil kerja sama Kementerian Keuangan, UNICEF, dan Universitas Indonesia, untuk memotret kemiskinan secara lebih menyeluruh. Indeks ini tidak hanya melihat pendapatan, tetapi juga akses ke layanan penting seperti pendidikan, kesehatan, hingga perumahan.

Untuk menjawab tantangan ini, pemerintah bersama UNICEF menghadirkan ALIFA (Analisis dan Layanan Informasi Fiskal Terkait Anak). Ini adalah alat baru yang dirancang untuk membantu pemerintah daerah mengarahkan anggaran secara inklusif, agar lebih berpihak pada kebutuhan anak-anak.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut