Jatim Surplus Gas, PGN Lirik Sumatera dan Jawa Bagian Barat sebagai Target Distribusi Baru
PGN pun menempuh strategi adaptif dengan mengandalkan LNG (Liquefied Natural Gas) sebagai alternatif pasokan untuk wilayah yang tidak terjangkau jaringan pipa. Namun, tantangan berikutnya terletak pada keberlanjutan pasokan dan struktur harga LNG yang kompetitif.
Ketua Indonesian Gas Society (IGS), Aris Mulya Azof, menyebut bahwa transisi dari gas pipa ke LNG membawa kompleksitas baru, terutama terkait dengan harga yang mengikuti acuan global serta kebutuhan infrastruktur pendukung yang tidak sederhana.
“Pemerintah perlu hadir melalui kebijakan terintegrasi agar transisi ini berjalan lancar dan tetap kompetitif,” ujar Aris.

Untuk itu, PGN mencanangkan alokasi investasi sebesar 67% dari total belanja modal (capex) untuk memperkuat infrastruktur, baik di sisi distribusi gas pipa maupun pengelolaan LNG domestik.
Dalam menghadapi tantangan distribusi energi, PGN menerapkan strategi G-A-S (Grow–Adapt–Step Out) yang berfokus pada empat pilar utama: ketersediaan pasokan (availability), aksesibilitas infrastruktur (accessibility), keterjangkauan harga (affordability), dan keberlanjutan layanan (sustainability).
“Dengan strategi ini dan dukungan kebijakan pemerintah, PGN siap memperluas distribusi energi bersih ke seluruh wilayah Indonesia,” tegas Arief menutup pernyataannya.
Editor : Arif Ardliyanto