Kolektor Tionghoa Surabaya Ubah Citra Keris, Dari Mistis Jadi Investasi Bernilai Tinggi
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Selama ini keris sering dipandang sebagai benda mistis yang hanya diminati kalangan tua, khususnya masyarakat Jawa. Namun, seorang kolektor keturunan Tionghoa asal Surabaya, KRA. Rivo Cahyono Setyonegoro, berhasil membalik stigma tersebut. Baginya, keris bukan sekadar pusaka, tetapi juga simbol budaya, kebanggaan nasional, hingga aset investasi bernilai tinggi.
Rivo, pria kelahiran Surabaya, telah mengoleksi lebih dari 1.000 keris dari berbagai daerah di Nusantara. Beberapa di antaranya berusia ratusan hingga ribuan tahun dengan nilai fantastis, mulai ratusan ribu hingga mencapai miliaran rupiah.
Melalui kanal YouTube Ethnic Indonesia, Rivo konsisten menghadirkan konten edukatif yang membahas keris secara informatif dan modern. Gaya penyajiannya membuat anak muda ikut tertarik mengenal warisan budaya yang sebelumnya identik dengan hal mistis.
“Walaupun saya Tionghoa, saya Indonesia. Saya ingin masyarakat bangga dengan warisan tradisionalnya,” tegas Rivo, Jumat (22/8/2025).
Dedikasi Rivo tidak berhenti pada dunia digital. Ia mendirikan Yayasan Ethnic Indonesia Berbagi yang memberikan beasiswa bagi calon empu muda di ISI Surakarta serta menyalurkan bantuan sosial rutin. Selain itu, ia menggagas berdirinya Koperasi Ethnic Indonesia Sejahtera untuk mendorong UMKM sektor budaya agar terus berkembang.
Apresiasi juga datang dari Presiden Prabowo Subianto ketika masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Dalam panggilan video, Prabowo menyebut kiprah Rivo sebagai teladan pelestari budaya bangsa. Sebagai bentuk penghargaan, Sri Susuhunan Pakubuwana XIII dari Keraton Surakarta bahkan menganugerahkan gelar kehormatan Kanjeng Raden Arya (KRA) kepadanya.
Kolonel (Mar) Sunardi Suryo Kusumo, penasihat Yayasan Ethnic Indonesia Berbagi, menilai gagasan Rivo layak diwujudkan dalam bentuk museum keris pertama di Jawa Timur. Ia juga mendorong pemerintah untuk menerbitkan buku budaya Nusantara yang bisa menjadi bahan ajar bagi generasi muda di sekolah.
“Di balik pusaka, ada pesan moral luhur. Generasi penerus bangsa harus tahu, menghargai, dan melestarikan budaya leluhur kita,” ujarnya.
Lewat perjuangan dan dedikasinya, Rivo berhasil mengubah citra keris yang dulu kerap dianggap angker menjadi investasi budaya bernilai tinggi. Di era digital, langkahnya menjadi bukti bahwa pusaka Nusantara bukan hanya milik masa lalu, melainkan aset berharga yang dapat memperkuat identitas bangsa.
Editor : Arif Ardliyanto