Danantara University dan Masa Depan PTS Indonesia, Ancaman atau Momentum Kebangkitan?
SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Peluncuran Danantara University oleh Daya Anagata Nusantara memantik diskusi serius di dunia pendidikan tinggi. Dengan menggandeng sembilan universitas kelas dunia, kehadiran kampus korporat ini seolah menjadi bukti bahwa Indonesia mulai berani mengangkat standar global dalam pengembangan riset, inovasi, dan pengajaran.
Namun, di balik euforia tersebut, muncul pertanyaan besar: apa dampaknya bagi ekosistem perguruan tinggi swasta (PTS) yang selama ini menopang lebih dari 5 juta mahasiswa di Indonesia?
Bagi saya, kehadiran Danantara University bukan ancaman, melainkan alarm yang membangunkan. Selama ini PTS kerap menghadapi keterbatasan dalam akses pendanaan riset, fasilitas modern, maupun jejaring internasional. Kini, dengan adanya institusi berstandar global di dalam negeri, tolok ukur kualitas pendidikan akan berubah.
Apakah itu menakutkan? Tentu saja. Tetapi, bukankah setiap tantangan selalu menyimpan peluang?
PTS di Indonesia sebenarnya punya keunggulan khas yang tidak mudah ditandingi. Kedekatan dengan komunitas lokal yang membuat riset lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Fleksibilitas kurikulum yang responsif terhadap perkembangan zaman. Budaya adaptif terhadap teknologi baru yang lebih luwes dibanding PTN besar. Inilah kekuatan yang dapat menjadi pembeda.
Di Untag Surabaya, kami mulai menerapkan transformasi digital di layanan akademik, memperkuat riset terapan bersama industri, dan menekankan kompetensi mahasiswa di bidang teknologi informasi.
Hasilnya terlihat nyata. Mahasiswa dan dosen kami berprestasi di tingkat nasional hingga internasional. Beberapa program studi juga meraih akreditasi unggul. Ini membuktikan bahwa PTS mampu bersaing bila diberi ruang dan kesempatan yang setara.
Saya percaya, proyek besar seperti Danantara University memang penting sebagai pelopor. Namun, pemerintah tidak boleh berhenti di sana. Insentif riset, dukungan pendanaan inovasi, serta akses jejaring global harus merata, tidak boleh hanya terkonsentrasi pada satu entitas saja.
Jika kita ingin melahirkan SDM unggul berkelas dunia, maka ekosistem pendidikan tinggi harus bergerak bersama: PTN, PTS, hingga universitas korporat. Bukan saling meniadakan, melainkan saling melengkapi.
Masa depan pendidikan tinggi Indonesia tidak akan ditentukan oleh satu universitas, betapa pun prestisiusnya. Justru kolaborasi lintas institusi lah yang akan memperkuat daya saing bangsa.
Danantara University boleh menjadi pelopor, tetapi PTS akan tetap menjadi penggerak yang menjaga keberagaman, inovasi, dan jati diri bangsa. Setiap mahasiswa adalah harapan, dan setiap lulusan adalah bukti bahwa PTS mampu mencetak pemimpin yang layak bersaing di panggung global.
Penulis :
Supangat, Ph.D., ITIL., COBIT., CSA., CISA, Wakil Rektor II Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya
Editor : Arif Ardliyanto