Polisi Ungkap Kematian Mahasiswa ITS Surabaya, Tewas Bunuh Diri Hirup l Gas Nitrogen di Kamar Kos
PERINGATAN: Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Misteri kematian TML (19), mahasiswa Fakultas Teknik Komputer Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya akhirnya terungkap. Hasil penyelidikan aparat kepolisian memastikan bahwa mahasiswa semester tiga asal Tangerang tersebut meninggal dunia karena bunuh diri.
Kapolsek Mulyorejo, Kompol Aspul Bakti, membenarkan bahwa TML mengakhiri hidupnya dengan cara menghirup gas nitrogen. Tabung gas berwarna putih ditemukan berada di samping jasad korban saat petugas melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
“Ya benar, korban meninggal akibat bunuh diri dengan menghirup gas nitrogen,” ungkap Aspul saat dikonfirmasi, Rabu (27/8/2025).
Jenazah TML telah dipulangkan ke kampung halamannya di Tangerang pada Selasa (26/8/2025). Pihak keluarga menerima dengan ikhlas musibah tersebut dan menolak dilakukan autopsi.
“Keluarga sudah menyadari bahwa korban meninggal karena bunuh diri. Mereka juga telah membuat surat pernyataan resmi menolak autopsi,” tambah Aspul.
Korban ditemukan tak bernyawa di atas kasur kamar kontrakannya di Perumahan Wisma Permai I No. 52, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya, pada Senin (25/8/2025). Penemuan ini sempat menggegerkan lingkungan sekitar.
Tim Inafis Polrestabes Surabaya bersama Polsek Mulyorejo yang melakukan pemeriksaan menemukan adanya indikasi kuat korban mengalami tekanan psikologis. Dari keterangan sejumlah teman kos, TML sempat mengaku memiliki banyak masalah sebelum mengakhiri hidupnya.
“Beberapa saksi mengatakan korban pernah bercerita tentang beban masalah yang dihadapinya. Hal itu yang kini masih kami dalami dalam penyelidikan,” jelas Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Edy Herwiyanto.
Kasus ini kembali menjadi pengingat pentingnya kesehatan mental di kalangan mahasiswa. Tekanan akademik maupun masalah pribadi kerap membuat generasi muda rentan mengalami depresi. Jika Anda atau orang terdekat mengalami kondisi serupa, segera cari bantuan profesional atau hubungi layanan konseling terdekat.
Editor : Arif Ardliyanto