get app
inews
Aa Text
Read Next : DPRD Surabaya Bahas Penyesuaian Tarif Masuk KBS

16 Ribu Kasus TBC di Surabaya, Status Darurat, DPRD Bilang Begini!

Jum'at, 29 Agustus 2025 | 08:15 WIB
header img
Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Ajeng Wira Wati, yang berkomitmen menekan kasus TBC hingga nol dalam waktu enam bulan ke depan. Foto iNewsSurabaya/trisna

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Angka penderita Tuberkulosis (TBC) di Kota Surabaya masih tinggi. DPRD Kota Surabaya mencatat, saat ini terdapat sekitar 16.000 kasus aktif yang harus segera ditangani dengan serius agar tidak menimbulkan dampak lebih luas bagi kesehatan masyarakat.

Target ambisius pun disampaikan Anggota Komisi D DPRD Surabaya, Ajeng Wira Wati, yang berkomitmen menekan kasus TBC hingga nol dalam waktu enam bulan ke depan.

“Kami menargetkan agar dalam kurun waktu enam bulan, angka kasus ini bisa ditekan hingga nol. Tentu bukan pekerjaan mudah, tapi ini adalah PR bersama,” ujar Ajeng usai menghadiri penyuluhan serentak Merdeka TBC di Gedung Serbaguna Kelurahan Jambangan, Kamis (28/8/2025).

Menurut Ajeng, penanganan TBC tidak bisa hanya dibebankan pada tenaga medis. Dibutuhkan sinergi lintas sektor, mulai dari Dinas Kesehatan, Puskesmas, rumah sakit milik Pemkot, hingga Kader Surabaya Hebat (KSH).

Ia menilai dukungan fasilitas pemerintah sangat penting, seperti penerapan Universal Health Coverage (UHC), program penyuluhan kesehatan, serta pelatihan kader agar mampu mengawal pengobatan pasien sampai tuntas.

Ajeng menyoroti hambatan besar yang dihadapi pasien TBC, terutama yang berasal dari keluarga menengah ke bawah. Kondisi tempat tinggal yang tidak layak sering kali memperlambat proses penyembuhan.

“Banyak pasien tidak punya tempat yang memadai untuk isolasi. Harapannya Pemkot bisa memberikan solusi, misalnya menyediakan rumah singgah atau fasilitas khusus agar pasien tidak menularkan ke keluarga,” jelasnya.

Selain tempat isolasi, Ajeng mendorong adanya jaminan bantuan sosial bagi keluarga pasien, khususnya jika penderita merupakan tulang punggung keluarga.

Masalah lain yang tak kalah penting adalah stigma negatif terhadap pasien TBC. Ajeng menegaskan perlunya edukasi menyeluruh agar masyarakat memahami cara pencegahan dan tidak mengucilkan pasien.

“Jangan sampai pasien yang baru pulang justru menularkan kepada keluarga karena tidak paham batas aman atau SOP pencegahan,” tegasnya.

Ia juga mendorong penguatan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di puskesmas serta pelatihan berkelanjutan bagi KSH untuk memastikan pasien benar-benar sembuh.

Meski target nol kasus dalam enam bulan dinilai ambisius, DPRD menegaskan bahwa komitmen bersama bisa membuat Surabaya semakin dekat dengan cita-cita sebagai kota bebas TBC.

Dengan langkah konkret mulai dari fasilitas isolasi, dukungan sosial, hingga edukasi masyarakat, diharapkan angka ribuan kasus TBC bisa ditekan secara signifikan.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut