get app
inews
Aa Text
Read Next : Polsek Tegalsari Dibakar Massa, Cagar Budaya Bersejarah Kini Tinggal Puing, Warga Abadikan Gambar

Surabaya Makin Panas, Pos Polisi Taman Bungkul Dibakar Massa Malam Hari Usai Aksi Solidaritas Ojol

Jum'at, 29 Agustus 2025 | 22:27 WIB
header img
Situasi Kota Surabaya pada Jumat malam (29/8/2025) kian mencekam. Pos polisi yang berada di area sana dibakar massa. Foto iNewsSurabaya/tangkap layar

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Situasi Kota Surabaya pada Jumat malam (29/8/2025) kian mencekam. Setelah insiden pelemparan bom molotov yang membakar motor milik staf Pemprov Jatim, gelombang aksi massa kembali meluas hingga ke kawasan Taman Bungkul, Jalan Darmo Surabaya. Massa yang terpantau semakin beringas membakar pos polisi serta sejumlah fasilitas umum di sekitar lokasi.

Kejadian tersebut sempat disiarkan langsung melalui akun TikTok @kakjo. Dari tayangan itu, api terlihat membesar dan membakar pos polisi hingga menyita perhatian warganet. Sedikitnya 43 pengguna ikut menyaksikan live streaming tersebut dan membanjiri kolom komentar.

Ayo jogo Suroboyo rek,” tulis salah seorang netizen.

“Gedung opo sing dibakar?” tanya lainnya dengan nada panik.

Aksi di Surabaya ini merupakan lanjutan dari demonstrasi solidaritas untuk Affan Kurniawan, pengemudi ojek online (ojol) yang meninggal dunia usai terlindas kendaraan taktis Brimob saat aksi di Jakarta. Ratusan massa semula berkumpul di depan Gedung Negara Grahadi, lalu berangsur menyebar ke titik-titik lain di pusat kota.


Situasi Kota Surabaya pada Jumat malam (29/8/2025) kian mencekam. Pos polisi yang berada di area sana dibakar massa. Foto iNewsSurabaya/tangkap layar

Ketua Bidang Advokasi dan Hukum DPC GMNI Surabaya, Brilliant Putra Deva, menilai kemarahan publik ini mencerminkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum.

“Tidak ada konsolidasi besar dalam aksi ini. Masyarakat bergerak sendiri karena sudah tidak percaya lagi pada pemerintah maupun aparat hukum,” ujarnya.

Brilliant juga mengkritisi keras tindakan aparat yang dianggap represif dalam membubarkan massa. Ia menilai penggunaan gas air mata secara brutal—lebih dari 20 kali—tanpa memperhatikan keberadaan anak-anak dan perempuan, menambah luka kepercayaan publik.

“Slogan Polri Presisi kini hanya terdengar seperti jargon kosong yang menutupi wajah asli institusi,” tegasnya.

Hingga berita ini diturunkan, api masih terlihat berkobar di pos polisi Taman Bungkul. Aparat gabungan TNI-Polri dikerahkan untuk mengendalikan situasi, sementara masyarakat diminta tetap waspada dan menghindari kerumunan demi menjaga keamanan.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut