Kampus Surabaya Bantu UMKM Mama Muda Sidoarjo, Pakai AI dan Kemasan Ramah Lingkungan
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Upaya pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terus digencarkan kampus di Surabaya. Salah satu yang mendapat sentuhan inovasi adalah UMKM olahan bawang di Sidoarjo. Melalui teknologi rendah minyak, mesin otomatis berbasis AI, hingga kemasan biodegradable, usaha ini didorong agar mampu bersaing di pasar global.
UMKM tersebut adalah “Mama Mudah”, sebelumnya bernama Machmuda, yang dikelola oleh Ibu Mahmuda. Usaha rumahan ini berlokasi di Kalitengah Utara, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Jaraknya sekitar 36 kilometer dari Kampus Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS), dengan akses perjalanan kurang lebih 1 jam 25 menit. Kawasan ini memang dikenal sebagai sentra kuliner dan industri rumah tangga, sehingga sangat mendukung pengembangan produk berbasis bahan pangan lokal.
Produk bawang goreng, pasta bawang, sambal, hingga ekstrak bawang memiliki permintaan tinggi, terutama menjelang hari besar keagamaan maupun nasional. Namun, selama ini proses produksi UMKM “Mama Mudah” masih mengandalkan cara manual, khususnya pada tahap pengupasan bawang. Kondisi itu membuat kapasitas produksi terbatas.
“UKM Machmuda termasuk kategori usaha ekonomi produktif yang punya potensi besar di pasar nasional. Permintaan meningkat pesat menjelang hari-hari besar, sehingga peluangnya sangat besar untuk dikembangkan,” ujar Titiek Suheta, dosen Teknik Elektro ITATS.

Melihat potensi sekaligus kendala tersebut, tim dosen ITATS menjadikan UMKM ini sebagai mitra dalam Program Kemitraan Masyarakat (PKM). Program ini mendapat dukungan pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbudristek.
Tim diketuai oleh Titiek Suheta, beranggotakan Choirul Anam (dosen desain produk) dan Novian Patria Uman (dosen teknik elektro). Mereka melakukan pendampingan menyeluruh, mulai dari manajemen produksi, penguatan identitas usaha, hingga penerapan teknologi.
Salah satu langkah awal adalah perubahan nama merek dari “Machmuda” menjadi “Mama Mudah”, agar lebih unik dan terhindar dari masalah hak cipta. Identitas visual usaha juga diperkuat melalui pembuatan logo, kartu nama, stempel, papan nama, hingga media promosi digital dan fisik.
Selain branding, inovasi teknologi juga menjadi kunci. Tim ITATS merancang mesin pengupas bawang otomatis untuk bawang merah dan bawang putih. Mesin ini dilengkapi sensor IoT yang terhubung dengan mikrokontroler ESP32 Wi-Fi serta platform data Google Firebase.
“Sensor akan menghitung jumlah bawang yang masuk, sekaligus memantau suhu dan kelembapan. Data itu kemudian dikirim dan diolah secara real-time. Teknologi ini mempermudah proses produksi sekaligus meningkatkan akurasi,” jelas Titiek.
Dengan adanya pendampingan ini, UMKM “Mama Mudah” diharapkan mampu melakukan inovasi berkelanjutan. Mulai dari peningkatan kapasitas produksi, efisiensi manajemen, hingga pemberdayaan sumber daya manusia di lingkungan sekitar.
“Kami ingin Mama Mudah Bawang Goreng menjadi produk unggulan Sidoarjo yang bukan hanya dikenal lokal, tapi juga bisa menembus pasar nasional bahkan internasional,” tambahnya.
Editor : Arif Ardliyanto