Setiap pengunjung disambut dengan sapaan hangat dalam Bahasa Jawa halus seperti, “Sugeng Rawuh” (selamat datang), “Sugeng Dahar” (selamat makan), hingga “Sugeng Tindak” (selamat jalan). Karyawan mengenakan pakaian tradisional seperti Surjan, memberikan pengalaman makan yang autentik dan penuh nilai lokal.
Menu di Wedangan Joglo juga menjadi magnet tersendiri. Ada lebih dari 50 jenis makanan nusantara dan masakan rumahan, serta 40 pilihan minuman sehat. Di antara menu favorit pengunjung adalah Bakmi Joglo Godog, Garang Asem, serta minuman khas Teh Blirik yang disajikan dengan gula batu jawa atau gula aren alami—lebih sehat dan ramah di tenggorokan.
"Melalui makanan, kami ingin mengajak masyarakat kembali ke akar: menikmati masakan tradisional yang sehat, alami, dan penuh cinta," tambah Happy.
Lebih dari sekadar tempat makan, Wedangan Joglo menjelma menjadi ruang pertemuan komunitas dan pelestari budaya. Dengan mengadakan kegiatan sosial dan seni, tempat ini menegaskan bahwa kuliner bisa menjadi jembatan antara gaya hidup sehat, tradisi lokal, dan kebersamaan.
Editor : Arif Ardliyanto