Fenomena Umrah Mandiri, Efisiensi atau Ilusi Kemandirian di Era Digital?
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Beberapa tahun terakhir, umrah mandiri mulai jadi tren baru di masyarakat Indonesia. Dengan akses digital yang semakin luas dan promosi tiket murah yang menggoda, banyak calon jamaah memilih mengatur sendiri perjalanan ibadahnya tanpa bantuan biro resmi.
Sekilas, pilihan ini tampak modern, efisien, dan sesuai semangat kemandirian. Tapi di balik itu, tersimpan pertanyaan besar: apakah efisiensi tanpa tata kelola benar-benar membawa ketenangan, atau justru menciptakan risiko baru yang mahal harganya?
Sebagai seseorang yang sehari-hari berkecimpung dalam urusan tata kelola dan keuangan di perguruan tinggi, saya melihat fenomena ini sangat mirip dengan pengelolaan organisasi modern. Dalam dunia manajemen, efisiensi bukan hanya soal memangkas biaya, melainkan soal bagaimana sistem berjalan dengan tertib, transparan, dan memiliki pengawasan berlapis.
Di kampus, setiap langkah penghematan anggaran selalu diikuti analisis risiko, mekanisme pengawasan, dan tanggung jawab yang jelas. Tanpa itu, efisiensi justru bisa menjadi sumber kekacauan baru. Prinsip yang sama seharusnya juga berlaku saat masyarakat mengambil keputusan penting, termasuk soal perjalanan ibadah.
Editor : Arif Ardliyanto