get app
inews
Aa Text
Read Next : Semilir Eco Park, Destinasi Wisata Unik Semarang yang Wajib Dikunjungi, Sensasinya Tak Terlupakan!

Mengenal Candi Adan-Adan yang Dikabarkan Besarnya Seperti Candi Borobudur

Rabu, 06 April 2022 | 08:00 WIB
header img
Temuan situs Candi Adan-Adan yang berada di Dusun Candi, Desa Adan-Adan, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri.

SURABAYA, iNews.id – Banyak kerajaan-kerajaan besar mulai terkuak di Indonesia. Fakta ini diketahui setelah situs-situs masa lalu terdeteksi, seperti Candi Borobudur yang berada di kawasan Yogyakarta dan mencerminkan kecanggihan kerajaan-kerajaan masa lampau.

Terbaru temuan situs Candi Adan-Adan yang berada di Dusun Candi, Desa Adan-Adan, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Candi ini memiliki karakter unik, bahkan dikabarkan bakal sebesar Candi Borobudur yang telah terkenal di dunia.

Saat ini, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslitarkenas), sebuah lembaga di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, terus melakukan penelitian arkeologi di Situs Candi Adan-Adan di Dusun Candi, Desa Adan-Adan, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri. Penelitian ini merupakan tahun ke-5 dari awal kegiatan yang dilakukan sejak 2016, 2017, 2018 dan 2019.

Candi Adan-Adan adalah salah satu cagar budaya peninggalan Masa Kadiri. Pada periode ini, jejak-jejak peninggalan arsitektural masih jarang ditemui dan meninggalkan sejumlah misteri. Hal inilah yang mendorong para peneliti dan arkeolog untuk menelisik dan mendalaminya lebih jauh.

Kegiatan di Situs Candi Adan-Adan ini masih mengambil tema Penelitian Arkeologi Situs Candi Adan-Adan Tahap ke-5 (Tinjauan Arsitektur, Religi dan Kronologi). Penelitian berlangsung pada 3 Juni sampai dengan 16 Juni 2021. Tim peneliti terdiri dari 11 orang yang diketuai Sukawati Susetya

Penelitian kali ini terlihat berbeda, hal ini dipengaruhi adanya kondisi pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak 2020. Peneliti Puslitarkenas bekerja secara senyap untuk menghindari kerumunan, serta dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Namun hasil penelitian tetap disampaikan kepada masyarakat Kediri melalui kegiatan 'FGD dan Sosialisasi Hasil Penelitian Arkeologi Candi Adan-Adan' yang dilaksanakan pada tanggal 14 Juni 2021.

Situs Adan-Adan sudah tercatat dalam laporan Belanda yang memberitakan adanya gundukan candi berbentuk bata, dan beberapa komponen bangunan candi dari batu andesit berupa mākara, kepala kala, arca dwārāpala, dan lain-lain.

Arkeolog era konolial Belanda, J Knebel memberitakan bahwa pada tahun 1908 di halaman kantor Kabupaten Kediri terdapat beberapa artefak yang berasal dari berbagai tempat di Kediri. Selanjutnya dikatakan bahwa terdapat arca Dwārāpala yang berasal dari Candi Gempur (Candi Adan-Adan). (Knebel. J 1908, 292-293).

"Dari penelitian yang sudah dilakukan selama empat tahap (2016, 2017, 2018 dan 2019) dapat dirangkum hasilnya sebagai berikut: Candi Adan-Adan merupakan bangunan candi yang terbuat dari dua bahan, yaitu batu dan bata. Struktur candi bagian luar menggunakan batu sedangkan batu isiannya menggunakan bata. Teknologi pembangunan seperti ini juga ditemukan pada Candi Surowono dan Candi Tegowangi, kedua candi dari periode Majapahit itu berada di Kediri," kata Sukawati.

"Komponen bangunan candi, seperti kāla, mākara, stūpa dan arca-arca dibuat menggunakan batu andesit. Sepasang mākara yang masih in situ dapat dilihat keberadaannya di Situs Candi Adan-Adan karena berada di permukaan tanah setinggi 30 cm adalah mākara yang berada di depan candi induk Adan-Adan. Sedangkan dua mākara yang lebih kecil dari sepasang mākara tersebut diduga merupakan mākara candi perwara. Di sebelah sepasang mākara tersebut terdapat arca dwārapala berdiri setinggi 2 meter," sambungnya.

Dia menambahkan, temuan-temuan yang masih di situ yakni mākara, dwārapala dan bangunan candi, mempunyai orientasi yang sama, yaitu ke barat laut. Karena itu dapat diasumsikan bahwa candi Adan-Adan menghadap ke barat laut.

Luas Candi diperkirakan 28 x 28 = 784 meter persegi, hal ini didasarkan pada seperempat bagian bangunan sektor barat daya yang sudah dieksavasi. Dari pertanggalan relatif situs Candi Adan-Adan diduga dibangun sejak abad ke-10 dan ditinggalkan pada abad ke-15.


Temuan situs Candi Adan-Adan yang berada di Dusun Candi, Desa Adan-Adan, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri.

Hasil pertanggalan absolut berdasarkan uji carbon datang yang dilakukan Jasa Pelayanan Isotop dan Radiasi, Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Atom Nasional, menunjukkan abad ke-4 M. Bisa jadi sampel arang yang diambil mewakili 6 budaya jauh sebelum Candi Adan-Adan dibangun.

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, denah bangunan Candi Adan-Adan belum dapat diungkap secara lengkap, demikian juga pagar kelilingnya. Hal inilah yang menyebabkan situs Candi Adan-Adan perlu untuk terus diteliti.

Menurut Sukawati, tujuan Ilmu Arkeologi pada umumnya, adalah: (1) merekonstruksikan sejarah kebudayaan, (2) merekonstruksikan cara-cara hidup masa lampau, dan (3) pengkajian proses budaya (Binford 1972).

Sejalan dengan tujuan arkeologi itu, maka Puslitarkenas melakukan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk merekonstruksikan kebudayaan masa Hindu Buddha pada masa Klasik Muda di Jawa Timur.

Rekonstruksi itu meliputi beberapa unsur kebudayaan, antara lain religi dan seni bangun. Dari rekonstruksi unsur-unsur kebudayaan tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai sejarah peradaban Hindu-Buddha di Kediri.


Temuan situs Candi Adan-Adan yang berada di Dusun Candi, Desa Adan-Adan, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kebudayaan Hindu Buddha di Jawa Timur guna melengkapi informasi yang selama ini sudah dihasilkan peneliti terdahulu. Hasil penelitian Situs Candi Adan-Adan ini diharapkan dapat menjelaskan perkembangan arsitektur dan ikonografi masa klasik muda, dan secara lebih detil lagi menempatkannya pada periodisasi gaya seni dalam perkerangkaan candi di Indonesia. Selain itu, diharapkan ada pengetahuan lebih mendalam tentang seni bangun candi dan gaya pemahatan arca/ragam hias, serta pemilihan lokasi dibangunnya suatu situs.

Tahapan Penelitian yang Dilakukan :

Tahun 2016: Survei Situs Adan-Adan dan sekitarnya. Ekskavasi terhadap temuan in situ dan non-in situ yang tampak di permukaan situs.

Tahun 2017: Ekskavasi untuk mengetahui denah candi (struktur bangunan dan komponen bangunan candi)

Tahun 2018: Penjaringan data dengan melakukan ekskavasi di 3 sektor: Ekskavasi terhadap struktur bangunan candi, untuk mencari sudut-sudut candi; Ekskavasi pada areal berjarak 100 dan 300 m dari Candi Adan-Adan.

Asal-Usul Hidangan Makanan Prasmanan di Indonesia

Tahun 2019: Penjaringan data dengan melakukan ekskavasi di 3 sektor: Ekskavasi terhadap struktur bangunan candi, melanjutkan mencari sudut candi; ekskavasi pada areal berjarak 100 dan 200 m dari Candi Adan-Adan untuk mencari pagar keliling sisi barat Candi Adan Adan; di samping itu juga melakukan survei di sekitar situs Candi Adan-Adan.

Tahun 2021: Penjaringan data dengan melakukan ekskavasi di 3 sektor untuk mengetahui besaran Candi Adan-Adan. Melanjutkan menelusuri denah Candi Adan-Adan, pagar keliling sisi selatan; sisi timur Candi Adan-Adan; Survei di sekitar situs Candi Adan-Adan.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut