get app
inews
Aa Text
Read Next : Bank Jatim – SFT Perkuat Ekosistem Pembayaran Digital di Dunia Pendidikan

Kisah Perjuangan Eric Harianto, Dari Ditipu 89 Kali hingga Jadi Ahli Optimalisasi Nasional

Senin, 24 November 2025 | 09:40 WIB
header img
Dr. Eric Harianto, S.T., M.M., CIHCM, CMC, CIPA, CCD., GA.

Pada semester tiga, ia mengambil langkah besar: mendirikan usaha pertamanya di usia 21 tahun dengan modal hasil menggadaikan aset orang tuanya. Keputusan berani ini menjadi titik awal terbentuknya mentalitas entrepreneurial yang tangguh.

Semangat tersebut semakin terasah ketika ia bergabung dengan Indonesia Managers’ Club, sebuah komunitas bergengsi yang mempertemukannya dengan tokoh inspiratif seperti Mario Teguh, Tung Desem Waringin, Andri Wongso, hingga Dahlan Iskan. 

Meski menjadi anggota termuda, pergaulan dengan para pemimpin senior ini memperkaya wawasan, memperkuat mentalitas bisnis, dan membentuk pola pikir kepemimpinan strategis.

Setelah menyelesaikan pendidikan S1, Eric memperoleh sertifikasi laik operasi dari PLN. Sertifikasi ini mengantarnya menjadi asesor di perusahaan Base Transceiver Station (BTS), memperluas pemahamannya mengenai sistem kelistrikan, manajemen operasional, dan tata kelola teknis berskala besar.

Ia kemudian merintis perusahaan manufaktur dan printing packaging yang memproduksi alat tulis dan kebutuhan kantor. Bisnis ini berkembang pesat sebelum kemudian diperluas ke bidang layanan maintenance fasilitas rumah ATM Bank Mandiri di wilayah Jawa Timur.

Dari pengalaman tersebut, ia menyadari bahwa latar belakang teknik elektro memberikan keunggulan strategis dalam memahami struktur sistem, efektivitas proses, dan pendekatan manajemen berbasis analisis.

“Semua ilmu teknik elektro yang saya pelajari relevan dalam menjalankan bisnis,” jelasnya.

Perjalanan wirausaha Eric tidak pernah lepas dari tantangan. Ia pernah memiliki 80 karyawan namun kehilangan sebagian besar karena belum menguasai manajemen SDM yang kuat. Ia juga mengaku mengalami penipuan hingga 89 kali sepanjang perjalanan kariernya.

Meski demikian, seluruh pengalaman pahit tersebut membentuk ketangguhan mental dan intuisi bisnis yang matang. “Saya pernah keliling Kedungdoro, membagikan kartu nama, ditolak berkali-kali. Semua proses itu membentuk saya,” kenangnya.

Pemahaman mendalam terhadap dinamika lapangan mendorongnya menekuni ilmu manajemen. Ia melanjutkan studi Magister di bidang Human Resource Management dan mendalami berbagai metode pengukuran kinerja, termasuk Key Performance Indicator (KPI) dan Balanced Scorecard.

Kesadaran bahwa bisnis harus berdiri di atas sistem membuatnya melanjutkan studi hingga jenjang Doktor. Dalam disertasinya tentang corporate entrepreneurship, ia meneliti bagaimana entrepreneur dapat berkolaborasi dalam satu sistem bisnis yang terintegrasi dan berkelanjutan.

Selama menempuh pendidikan S2, Eric direkrut oleh Universitas Ciputra sebagai pengajar program Magister. Karier akademiknya berkembang hingga dipercaya sebagai advisor Yayasan Ciputra Pendidikan dalam merancang sistem optimalisasi operasional sekolah dan universitas di bawah naungan Ciputra Group.

Ia banyak belajar dari tokoh-tokoh kunci seperti Prof. Dr. Ir. Denny Bernardus Kurnia Wahyudono, M.M., yang turut mengasah pemahamannya dalam bidang corporate entrepreneurship.

“Tujuan akhir entrepreneur adalah memberikan dampak sosial. Setiap bisnis harus mampu memberi manfaat nyata,” tegasnya.

Ia mencontohkan bagaimana pembangunan kawasan properti menciptakan ekosistem ekonomi baru yang menguntungkan pedagang kecil, penyedia jasa, hingga masyarakat sekitar. Konsep ini sejalan dengan circular economy dan pembangunan berkelanjutan.

Eric menulis buku Survival Startup dan terlibat dalam berbagai proyek riset nasional serta program pengembangan UMKM. Keahliannya berkembang pada bidang optimalisasi sistem bisnis, suatu pendekatan yang ia bedakan secara tegas dari efisiensi.

“Efisiensi mengurangi beban. Optimalisasi memastikan sistem bekerja maksimal tanpa menurunkan kualitas,” jelasnya.

Konsep ini telah ia terapkan dalam berbagai proyek strategis. Antara lain, integrasi sistem ATM Merah Putih di jaringan ritel nasional yang menyatukan operasional ATM antar bank BUMN. 

Kemudian optimalisasi operasional jalan tol, termasuk proyek Tol Driyorejo yang berhasil menurunkan kebutuhan petugas hingga 50%, tanpa mengurangi kinerja, bahkan menghasilkan penghematan miliaran rupiah per bulan.

Sebagai Deputi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Ekspor, Eric berperan menjembatani pelaku usaha Indonesia dengan pasar global, termasuk pengembangan proyek geothermal bersama investor Selandia Baru. Sebagai Green Expert, ia aktif mempromosikan Green Economy, Green Environment, dan Green Jobs.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut