Program Kawin Suntik Dongkrak Populasi Sapi di Jatim
SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) berupaya memulihkan populasi sapi pasca wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) melalui program Inseminasi Buatan atau kawin suntik. Saat ini terdapat 1.417 petugas kawin suntik di Jatim yang siap berkontribusi.
"Hasilnya, sepanjang tahun 2024, Jatim menghasilkan kelahiran pedet sebanyak 1,1 juta ekor yang merupakan capaian tertinggi secara nasional," kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, Senin (24/11/2025).
Ia menjelaskan, di tahun 2025 pada rentang Januari hingga 24 November telah dilakukan inseminasi buatan pada 1.099.397 ekor sapi. "Mari kita terus menjaga produktivitas ternak dengan tetap waspada PMK, tentunya melalui vaksinasi, biosekuriti, kontrol kebersihan kandang, serta pengendalian lalu lintas ternak," ajaknya.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, populasi sapi potong di Jatim mencapai 3,11 juta ekor dan berkontribusi 26% terhadap populasi nasional 11,75 juta ekor. Populasi sapi perah 292.260 ekor dan berkontribusi 60% terhadap populasi nasional 485.820 ekor.
Begitupun dari sisi produksi, kontribusi Jatim terhadap nasional juga sangat vital, yaitu produksi daging sapi 121.387 ton dan berkontribusi 20% terhadap produksi nasional 597.754 ton. Produksi susu 476.712 ton dan berkontribusi 58% terhadap produksi nasional 808.352 ton. Produksi telur 2,02 juta ton dan berkontribusi 32% terhadap produksi nasional 6,34 juta ton.
Disisi lain, Pemprov Jatim terus memacu peningkatan produktivitas sektor peternakan melalui Gerakan Serentak Pelayanan Inseminasi Buatan (GSPIB) Tahun 2025.
Menurut Khofifah, GSPIB ini adalah langkah nyata yang dilakukan Pemprov Jatim bersama stakeholder untuk memperkuat Pembangunan nasional khususnya di sektor peternakan. Diantaranya pelaku dunia usaha hingga seluruh peternak di Jatim. "Sektor peternakan ini mendapatkan sinergitas dari sangat banyak elemen,” katanya.
Diketahui pada 2022 lalu Jatim harus melalui masa sulit berkaitan dengan wabah PMK yang menyerang ternak sapi, kambing, domba, kerbau, dan babi. Akibatnya banyak ternak yang sakit, mati, dan harus dipotong paksa. "Dampaknya populasi dan produktivitas ternak turun, produksi susu, daging, dan kelahiran pedet juga turun," sebutnya.
Editor : Arif Ardliyanto