Konflik PBNU Memanas, Bendahara Sumantri Pilih Angkat Suara Soal Dana Rp100 Miliar, Begini Alirannya
Pertanyakan Motif Pihak yang Seret Nama PBNU
Di tengah berkembangnya isu, Sumantri mempertanyakan alasan sejumlah pihak terus mengaitkan persoalan ini dengan PBNU.
“Pertanyaannya, apakah mereka benar-benar ingin menjaga NU? Atau justru ada kepentingan lain di belakangnya, mungkin politik?” ungkapnya.
Isu semakin melebar ketika beberapa dokumen turut menggiring PBNU dalam pembahasan soal AKN NU, R20, hingga rangkaian kegiatan Harlah Satu Abad PBNU.
Namun, Sumantri menegaskan bahwa Harlah justru merupakan acara dengan laporan keuangan paling rapi dan transparan.
“Harlah itu kegiatan terbesar PBNU. Semua laporannya lengkap dan jelas. Tidak ada keberatan terkait tata kelola,” jelasnya.
Sumantri juga menyinggung polemik audit internal yang sempat memanas. Ia menegaskan bahwa auditor tidak menemukan indikasi pelanggaran hukum, termasuk dugaan fraud maupun tindak pidana pencucian uang.
“Tidak ada opini yang menyebut salah tata kelola, fraud, atau TPPU. Itu di luar ranah auditor,” tegasnya.
Ia bahkan mengungkapkan bahwa auditor dari kantor akuntan publik sempat memilih mundur karena merasa hasil auditnya dipelintir dan digunakan untuk membangun narasi yang keliru.
Di akhir pernyataannya, Sumantri menilai kegaduhan ini tidak hanya mencoreng nama PBNU, tetapi juga berpotensi menghambat proses audit di masa mendatang.
“Ini bisa menjadi preseden buruk. Auditor lain mungkin akan ragu melakukan audit terhadap PBNU ke depannya,” ujarnya menutup pembicaraan.
Editor : Arif Ardliyanto