get app
inews
Aa Text
Read Next : Jawa Timur Pamer Prestasi, Ingin Siswa SMA dan SMK Kuasai Pemanfaatan AI untuk Pendidikan

Jaksa Masuk Sekolah di Jatim, Pelajar Diajari Integritas hingga Risiko Judi Online

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:52 WIB
header img
Program Jaksa Masuk Sekolah di Jawa Timur membekali pelajar pemahaman hukum, nilai integritas, serta risiko korupsi dan judi online. Foto iNewsSurabaya/saipul

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Upaya menanamkan nilai kejujuran dan integritas kini tidak lagi menunggu usia dewasa. Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur memilih menyentuh akar persoalan sejak bangku sekolah dengan mengenalkan tanda-tanda serta kategori korupsi kepada pelajar SMA dan SMK.

Melalui program “Jaksa Masuk Sekolah” yang digelar dalam rangka peringatan Hari Anti Korupsi 2025, Dindik Jatim menggandeng Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur untuk memberikan edukasi hukum secara langsung kepada siswa. Sebanyak 222 pelajar dari SMA dan SMK se-Jawa Timur mengikuti kegiatan ini dengan antusias.

Program ini dirancang bukan sekadar mengenalkan hukum, tetapi juga membentuk karakter generasi muda agar mampu menjauhi praktik-praktik menyimpang, mulai dari korupsi hingga maraknya perjudian online yang kini mengintai pelajar di era digital.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menyambut baik kolaborasi tersebut. Menurutnya, pencegahan perilaku koruptif harus dimulai sejak dini agar tidak menjadi kebiasaan di kemudian hari.

“Ini adalah langkah strategis. Anak-anak inilah yang kelak akan memimpin berbagai sektor, baik pemerintahan, swasta, maupun institusi negara. Sejak sekarang mereka harus dibekali nilai integritas, kejujuran, dan disiplin,” ujar Aries, Selasa (16/12).

Ia menambahkan, program ini merupakan inisiatif bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kejaksaan yang sengaja dirangkaikan dengan Hari Anti Korupsi sebagai pengingat bahwa pendidikan karakter tidak kalah penting dari capaian akademik.

Selain soal korupsi, Aries juga menyoroti tantangan besar di era digital. Menurutnya, penggunaan gawai yang tak terpisahkan dari kehidupan pelajar perlu diimbangi dengan pemahaman risiko penyalahgunaan teknologi, salah satunya judi online.

“Teknologi itu penting, tapi risikonya juga nyata. Judi online sangat merugikan, apalagi bagi pelajar yang belum memiliki penghasilan. Edukasi seperti ini penting untuk menjaga masa depan mereka,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Jatim, Windhu Sugiarto, SH, MH, CSSL, menekankan bahwa pendidikan antikorupsi seharusnya ditanamkan secara berkelanjutan sejak jenjang pendidikan dasar.

Ia memperkenalkan sembilan nilai budaya antikorupsi yang diharapkan dapat melekat pada diri para siswa, yakni jujur, peduli, mandiri, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil.

“Nilai-nilai ini harus hidup dalam keseharian siswa. Jika karakter sudah terbentuk sejak dini, kami optimistis Indonesia di tahun 2045 bisa terbebas dari korupsi,” ungkap Windhu.

Optimisme tersebut bukan tanpa alasan. Windhu memaparkan, kasus korupsi di Indonesia masih menunjukkan tren peningkatan. Pada 2019, Kejaksaan menangani 109 kasus dengan 256 tersangka. Angka itu melonjak tajam pada 2023 menjadi 551 kasus dengan 1.163 tersangka.

Untuk memutus mata rantai korupsi, Kejaksaan menerapkan berbagai strategi, mulai dari pencegahan preventif, penindakan represif, pemiskinan pelaku, hingga perbaikan tata kelola setelah penindakan.

“Informasi ini kami sampaikan agar adik-adik memahami bahwa korupsi merugikan banyak orang, merusak kepercayaan publik, dan menciptakan ketidakadilan sosial. Kami berharap kalian bisa ikut berkontribusi memerangi korupsi,” katanya.

Tak kalah penting, penyuluhan ini juga menyoroti ancaman judi online yang kian marak di kalangan remaja. Windhu mengungkapkan, laporan kasus judi online terus meningkat dan kini aparat penegak hukum telah didukung patroli siber serta alat bukti digital untuk menjerat para pelaku.

“Kami mengingatkan secara edukatif agar pelajar menjauhi judi online. Dampaknya bukan hanya ke diri sendiri, tapi juga keluarga. Masa depan kalian terlalu berharga untuk dipertaruhkan,” pungkasnya.

Melalui program ini, Dindik Jatim dan Kejati berharap sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar ilmu pengetahuan, tetapi juga ruang aman untuk menanamkan nilai integritas demi masa depan Indonesia yang bersih dari korupsi.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut