Konsumsi Menguat, Inflasi Surabaya Berpotensi Naik Awal 2026
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Bank Indonesia (BI) memperkirakan tekanan inflasi di Kota Surabaya naik pada awal 2026. Ini seiring menguatnya permintaan masyarakat yang tercermin dari kinerja penjualan eceran.
Kondisi tersebut disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (Jatim) Ibrahim, dalam rilis hasil Survei Penjualan Eceran (SPE).
“Peningkatan ekspektasi harga mencerminkan masih kuatnya permintaan masyarakat, terutama pada momen Tahun Baru dan peringatan Hari Kartini. Hal ini perlu terus dicermati agar stabilitas harga tetap terjaga,” ujar Ibrahim, Sabtu (20/12/2025).
Dari sisi harga, Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEHU) Januari 2026 diperkirakan mencapai 158,5, meningkat dibandingkan 148,8 pada Desember 2025. Tekanan inflasi juga diperkirakan berlanjut hingga enam bulan ke depan, tercermin dari IEHU April 2026 yang sebesar 162,2, lebih tinggi dari 158,5 pada Maret 2026.
Sejalan dengan itu, kinerja penjualan eceran Surabaya pada November 2025 diperkirakan tetap kuat. Indeks Penjualan Riil (IPR) diperkirakan mencapai 489,4 atau tumbuh 19,7 persen (year on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan realisasi September 2025 yang tumbuh 19,1 persen (yoy).
Peningkatan kinerja penjualan terutama bersumber dari kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Barang Budaya dan Rekreasi, serta Barang Lainnya subkelompok Sandang, seiring meningkatnya permintaan menjelang HBKN Natal dan Tahun Baru.
Ibrahim menambahkan, meski konsumsi masyarakat menunjukkan tren positif, BI tetap mencermati dinamika antar kelompok. “Beberapa kelompok masih menunjukkan perlambatan bahkan kontraksi, seperti bahan bakar kendaraan bermotor dan perlengkapan rumah tangga lainnya. Ini menunjukkan pemulihan tidak merata,” katanya.
Secara bulanan, penjualan eceran Surabaya pada November 2025 diperkirakan tumbuh 0,0 persen (month to month/mtm), melambat dibandingkan Oktober 2025 yang tumbuh 0,4 persen (mtm). Perlambatan terutama diperkirakan terjadi pada kelompok Suku Cadang dan Aksesori serta Sandang.
Namun, beberapa kelompok seperti Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Peralatan Informasi dan Komunikasi, serta Barang Budaya dan Rekreasi diperkirakan membaik dibandingkan bulan sebelumnya.
Adapun pada Oktober 2025, realisasi penjualan eceran Surabaya tercatat meningkat baik secara tahunan maupun bulanan. IPR Oktober 2025 tercatat sebesar 489,6 atau tumbuh 19,1 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan September 2025 yang tumbuh 17,9 persen (yoy). Secara bulanan, penjualan meningkat 0,4 persen (mtm), membaik dibandingkan September 2025 yang terkontraksi -1,5 persen (mtm).
Peningkatan tersebut terutama didorong oleh kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Barang Budaya dan Rekreasi. Selain itu, perbaikan juga tercatat pada kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi serta Sandang, meski masih berada pada fase kontraksi.
Di sisi lain, kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya masih mengalami kontraksi.
Editor : Arif Ardliyanto