get app
inews
Aa Text
Read Next : Kuota Beasiswa Pemuda Tangguh Surabaya Naik Tajam 2026, Libatkan PTN dan PTS, Segini Jumlahnya

Viral Rumah Lansia 80 Tahun Dirobohkan Ormas, Pemkot Surabaya Ambil Langkah Tegas Hadapi Preman

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:41 WIB
header img
Video perobohan rumah Nenek Elina di Surabaya viral. Pemkot Surabaya merespons cepat, menggandeng TNI-Polri dan menyiapkan Satgas Anti-Preman. Foto Surabaya.iNews.id/ist

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Di usia senja yang seharusnya diisi dengan ketenangan, Nenek Elina Widjajanti (80) justru harus menghadapi kenyataan pahit. Rumah yang selama puluhan tahun menjadi tempat berlindungnya di kawasan Dukuh Kuwukan, Surabaya, rata dengan tanah. Peristiwa memilukan itu pun mengguncang nurani publik setelah videonya viral di media sosial.

Tak butuh waktu lama, Pemerintah Kota Surabaya langsung turun tangan. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan, peristiwa perobohan rumah lansia yang diduga dilakukan oknum organisasi masyarakat (ormas) itu menjadi perhatian serius dan tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.

“Tidak ada tempat bagi tindakan semena-mena di Kota Surabaya. Siapa pun yang salah, harus bertanggung jawab secara hukum,” tegas Eri Cahyadi, Sabtu (27/12/2025).

Wali Kota yang akrab disapa Cak Eri menjelaskan, penanganan kasus sebenarnya sudah berjalan bahkan sebelum video perobohan rumah tersebut viral. Pihak kecamatan telah melaporkan kejadian itu ke Polda Jawa Timur, dan proses hukum kini berada di tangan kepolisian.

“Sebelum viral, kecamatan sudah bergerak. Kasus ini sudah ditangani Polda Jatim. Saya akan berkoordinasi langsung agar menjadi atensi khusus dan segera ada kejelasan hukum,” ujarnya.

Menurut Cak Eri, ketegasan hukum mutlak diperlukan demi menjaga rasa aman warga. Jika tindakan kekerasan terhadap lansia dibiarkan tanpa sanksi, kepercayaan masyarakat terhadap perlindungan negara bisa runtuh.

Sebagai langkah preventif agar kejadian serupa tak terulang, Pemkot Surabaya berencana membentuk Satgas Anti-Preman. Satgas ini akan melibatkan unsur TNI, Polri, serta tokoh-tokoh dari berbagai suku dan elemen masyarakat.

“Surabaya harus aman. Kita akan siapkan pos Satgas Anti-Preman di lingkungan Pemkot. Siapa pun yang melakukan premanisme akan kita tindak tegas,” kata Cak Eri.

Tak hanya itu, Pemkot juga berencana mengumpulkan seluruh ketua ormas dan tokoh lintas suku pada malam pergantian tahun atau awal Januari 2026. Pertemuan ini bertujuan menyamakan visi agar Surabaya tetap kondusif dan bebas dari aksi intimidasi.

“Kita ini satu, warga Surabaya. Apa pun latar belakangnya, jangan sampai saling menyakiti. Kalau ada yang melanggar hukum, ayo kita lawan bersama secara hukum,” tambahnya.

Di balik sorotan hukum dan keamanan, kondisi psikis Nenek Elina menjadi perhatian utama Pemkot Surabaya. Selain melakukan asesmen kebutuhan mendesak seperti tempat tinggal sementara, pemerintah juga fokus pada pemulihan mental korban.

“Yang paling penting adalah kondisi psikis beliau. Kami juga menguatkan warga sekitar. Surabaya boleh kota besar, tapi jangan pernah kehilangan empati,” tutur Cak Eri dengan nada prihatin.

Ia pun mengimbau masyarakat agar tidak terpancing emosi atau melakukan aksi anarkis sebagai reaksi atas kejadian tersebut. Warga diminta mempercayakan sepenuhnya proses hukum kepada aparat kepolisian, sembari tetap mengawal hingga tuntas.

“Mari kita jaga Surabaya bersama. Kawal proses hukumnya sampai Nenek Elina mendapatkan keadilan,” pungkasnya.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut