Pertanian Modern Masuk Kampung, Warga Kediri Belajar Budidaya Melon Hidroponik Berbasis Teknologi
KEDIRI, iNewsSurabaya.id – Di tengah keterbatasan lahan dan meningkatnya kebutuhan pangan berkualitas, warga Desa Senden, Kecamatan Kayenkidul, Kabupaten Kediri, mulai melirik pertanian modern sebagai solusi kemandirian pangan. Salah satu terobosan yang kini dikembangkan adalah budidaya melon hidroponik berbasis teknologi Internet of Things (IoT).
Inovasi ini hadir melalui program Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Telkom Kampus Kota Surabaya, yang mengusung tema “Drip Irrigation System (DIS) Berbasis IoT: Green House Budidaya Melon Hidroponik Skala Kecil Berbasis 60 Tanaman”. Kegiatan tersebut digelar di lingkungan RT 01 RW 03 Desa Senden dan melibatkan langsung warga setempat.
Program ini dirancang khusus untuk masyarakat yang belum memiliki pengalaman dalam pertanian modern. Melalui pendekatan berbasis rukun tetangga (RT), Universitas Telkom memberikan edukasi dan pelatihan praktis mengenai sistem hidroponik dan pemanfaatan teknologi IoT dalam pertanian skala rumah tangga.

Ketua Tim Pengabdian, Bambang Agus Sumantri, menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan mengenalkan teknologi, tetapi juga mendorong kemandirian pangan sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi warga.
“Program pengabdian ini dirancang untuk mendorong kemandirian pangan skala rumah tangga. Sebanyak 10 warga dilibatkan sebagai perwakilan, dengan harapan dapat menjadi penggerak di lingkungannya masing-masing,” ujar Bambang.
Pelatihan difokuskan pada penerapan Drip Irrigation System (DIS) berbasis IoT di dalam green house budidaya melon hidroponik skala kecil dengan kapasitas 60 tanaman. Sistem ini memungkinkan pengaturan irigasi dan nutrisi secara otomatis, terukur, dan efisien, sehingga cocok bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan waktu maupun lahan.
Selama kegiatan berlangsung, peserta tidak hanya menerima materi teori, tetapi juga praktik langsung. Mulai dari pengenalan dasar hidroponik, pemasangan instalasi irigasi tetes, penggunaan sensor dan kontrol IoT, hingga simulasi perawatan tanaman melon secara berkelanjutan.
Antusiasme warga terlihat jelas sepanjang kegiatan. Mereka aktif berdiskusi, terlibat dalam pemasangan alat, serta mengajukan berbagai pertanyaan terkait peluang usaha hidroponik di tingkat rumah tangga.
“Respons warga sangat positif. Mereka tidak hanya ingin bisa menanam, tetapi juga mulai berpikir tentang pengembangan usaha kecil berbasis hidroponik,” tambah Bambang.
Ia berharap, program ini dapat meningkatkan literasi teknologi pertanian, mendorong pemanfaatan teknologi ramah lingkungan, serta menjadi pilot project pertanian modern berbasis komunitas di tingkat RT. Ke depan, sistem ini juga berpotensi dikembangkan untuk komoditas hortikultura lain dan direplikasi di wilayah sekitar.
Sementara itu, anggota tim pengabdian Titus Kristanto menegaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya inovasi pertanian.
“Kami berharap masyarakat Desa Senden tidak hanya mendapatkan keterampilan baru, tetapi juga memiliki kesadaran akan pentingnya pertanian modern dalam mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga,” pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto