JAKARTA, iNews.id – Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mulai angkat bicara mengenai elektabilitasnya yang selalu rendah dalam berbagai survei. Ia memprediksi, elektabilitas yang rendah didasari kurang narsis di media.
“Pertama memang dalam semua kerja-kerja saya mungkin kurang narsis kali ya? atau banyak yang tidak mau memberitakan. Karena buat saya itu pilihan, kerja itu kan tidak perlu juga selalu narsis. Saya kerja ya kerja,” kata Puan dikutip dari video wawancara Narasi, Sabtu (9/4/2022).
Ketua DPR itu mengaku survei tidak berpengaruh bagi karier politiknya. “Itu kan bagian untuk memperbaiki diri, seperti kita survei partai politik, kalau surveinya turun kita naikkan, apa yang harus kita lakukan agar surveinya naik. Saya sendiri tidak terpengaruh dengan survei,” ujarnya.
Puan Maharani mengingatkan politik itu sangat dinamis, sehingga siapa yang elektabilitas tinggi bisa saja turun begitu juga sebaliknya. “Mungkin saja, karena dinamika di politik ini kan tidak mungkin tidak terjadi, cair sekali, dan sekarang bisa dibilang kalau sekarang elektabilitasnya paling tinggi belum tentu nanti tinggi, dan kalau tinggi tidak ada tiket nanti majunya dari mana,” kata Puan.
Ia lantas menyinggung Jokowi saat maju Pilpres 2014 di mana tak unggul dalam survei. “Waktu masa Pak Jokowi siapa sih yang menyangka Pak Jokowi akan maju menjadi calon presiden? orang baru Gubernur, tapi nyatanya jadi Presiden,” ucap Puan.
Selain itu, Puan juga menyinggung soal posisi stratgeis kaum perempuan di kancah politik nasional. Menurutnya, saat ini gender bukan lagi masalah untuk menjadi pemimpin.
“Sekarang sudah banyak menteri di kabinet perempuan, pernah ada Menko perempuan, sudah pernah Ketua DPR perempuan, sudah pernah ada presiden perempuan, seharunya sekarang kita sudah tidak mempermasalahkan gender, jadi beri peluang dan kesempatan kepada perempuan untuk bisa menempati posisi-posisi pemimpin nasional yang saya rasa tidak ada masalah,” pungkas Puan.
Rendah Dalam Survei Temuan survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk “Prospek Capres 2024” menyebutkan, pemilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mayoritas memilih Ganjar Pranowo dibandingkan Puan Maharani.
Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas, menjelaskan PDIP merupakan partai pemenang pemilu 2019 dan elektabilitas PDIP masih paling tinggi dibanding partai-partai lain. “Karena itu, menurutnya, arah dukungan massa partai ini kepada calon-calon presiden penting diamati,” kata Abbas, Kamis, 7 April 2022.
Dalam survei SMRC terbaru ini, ditemukan bahwa Ganjar Pranowo adalah tokoh yang paling banyak didukung oleh massa pemilih PDIP untuk menjadi presiden dengan 34,2 persen. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari Puan yang hanya mendapat dukungan 1,9 persen. “Ganjar disusul Prabowo Subianto 11,1 persen, Anies Baswedan 7,2 persen, dan Puan Maharani 1,9 persen,” kata Abbas.
Dalam setahun terakhir, lanjut Abbas, dukungan massa PDIP kepada Ganjar naik dari 20,1 persen pada Maret 2021 menjadi 34,2 persen pada Maret 2022,” papar Abbas. “Namun, dalam 3 bulan terakhir, dukungan massa PDIP kepada Ganjar cenderung stagnan dari 36,7 persen pada Desember 2021 menjadi 34,2 persen Maret 2022,” ucapnya.
Sementara itu, kecenderungan dukungan massa pemilih PDIP pada Puan Maharani dalam satu tahun terakhir tidak banyak berubah dan masih sangat rendah. “(Dukungan) tetap sangat sedikit, yaitu 1,3 persen pada Maret 2021 dan 1,9 persen pada Maret 2022,” ujar dia.
Adapun survei ini dilakukan pada 1220 responden yang dipilih secara acak dengan metode multistage random sampling. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,12% pada tingkat kepercayaan 95%. Sementara itu, wawancara tatap muka dilakukan pada 13 – 20 Maret 2022.
Editor : Arif Ardliyanto