get app
inews
Aa Text
Read Next : Aksi Seru WONDR by BNI Indonesia International Challenge 2024, Surabaya Siap Sambut Atlet Dunia

Beredar Penyakit Mulut dan Kuku Tak Pengaruhi Pedagang Daging Sapi di Surabaya

Rabu, 11 Mei 2022 | 16:22 WIB
header img
Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ribuan ekor sapi di Jawa Timur tak berpengaruh terhadap penjualan daging sapi di Surabaya

SURABAYA, iNews.id – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ribuan ekor sapi di Jawa Timur tak berpengaruh terhadap penjualan daging sapi di Surabaya. Pedagang masih melakukan aktivitas penjualan seperti hari-hari biasa.

Di sejumlah pasar tradisional, penjualan daging sapi terpantau stabil seperti sebelum virus PMK merebak.Salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Soponyono Surabaya, Rifai (33) mengatakan, permintaan daging sapi di tempatnya tidak ada penurunan. Dalam sehari ia mengaku biasa menjual satu kuintal daging sapi segar kepada para pelanggan.

“Biasa saja, mungkin baru kemarin kan kabarnya. Nggak ada pengaruh,” katanya, Rabu (11/5/2022).

Justru kata dia, penurunan penjualan terjadi jauh sebelum virus PMK mewabah. Yakni awal bulan Ramadan lalu. Menurutnya, penurunan angka penjualan waktu itu karena harga daging sapi segar naik dari semula Rp 110 ribu menjadi Rp 130 ribu.

Sehingga dikatakannya, pelanggan cenderung membeli daging sapi segar dalam jumlah sedikit karena harganya mahal. “Sudah lama, belum puasa sudah turun jualannya,” katanya.

Senada disampaikan Siti Rohmah (35), penjual daging sapi segar di Pasar Wonokromo, Surabaya. Menurut dia, penjualan daging sapi di tempatnya seperti biasanya. Tidak ada penurunan signifikan ketika ramai wabah virus PMK.

“Ya biasa saja, tapi kalau sebelum puasa lalu berbeda. Karena kan harganya sekarang mahal. Harganya itu loh naik terus, Rp 3 ribu per kilo,” akunya.

Begitu pula dengan Khotimah (60), di lapak dagangannya angka penjualan daging sapi segar tak mengalami penurunan setelah PMK menyerang. “Biasa saja, kan penyakit itu sudah sejak lama. Nyerangnya kaki (sapi) ya semoga sehat-sehat semua,” ucapnya.

Sementara itu, Fifi (50) seorang pembeli di Pasar Wonokromo mengaku tidak takut membeli daging sapi di tengah ancaman virus PMK. Karena dia sudah biasa membeli ke pedagang langganannya. “Enggak, enggak takut. Percaya saja, kan sudah langganan,” tandasnya.

Fifi lantas memberikan tips cara membedakan daging sapi sehat. Yakni dilihat dari warna dan tekstur daging. Jika merah dan kenyal menurutnya itu daging dari ternak sapi yang sehat. “Pilih yang merah dan kenyal, kemungkinan sapinya sehat,” tutupnya.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut