Berdasarkan Biro Statistik Australia, pada akhir Juni 2019, 88.740 orang kelahiran Indonesia tinggal di Australia, 29,4% lebih banyak dari jumlah (68.570) pada 30 Juni 2009.
Ini adalah salah satu komunitas migran terbesar di Australia, setara dengan 1,2% komunitas migran Australia dan 0,3% dari total populasi Australia.
Pembeli potensial telah memperkirakan kenaikan tarif untuk beberapa waktu dan telah mengantisipasinya dengan memiliki tabungan tambahan, dikarenakan pandemi dan pengetatan ikat pinggang.
Diperkirakan bahwa rumah tangga Australia berhasil menghemat sekitar Rp1.400 triliun selama pandemic Covid-19.
Pasokan hunian yang terbatas dan peningkatan jumlah pembeli berarti banyak konsumen yang tidak sanggup memiliki rumah tapak dan unit apartemen adalah pilihan yang lebih terjangkau.
Iwan Sunito meyakini, skenario ini hanya akan semakin parah dalam dua tahun ke depan. Dimana akan lebih banyak unit apartemen yang akan terjual dibandingkan rumah tapak.
Editor : Ali Masduki