SURABAYA, iNews.id – Peringatan bulan Bung Karno benar-benar berbeda di Surabaya kali ini. Cucu Presiden RI pertama, Puti Guntur Soekarno ikut senam bersama Wali Kota, tokoh dan masyarakat dalam menyambut bulan yang salah satunya mengenang kelahiran kakeknya.
Rangkaian peringatan bulan Bung Karno kali ini dilaksanakan di tempat kelahiran sang Proklamator, Jalan Peneleh Surabaya. Dalam peringatan ini, komunitas pecinta Bung Karno dan PDI Perjuangan menggelar Senam Indonesia Cinta Tanah Air (SICITA). Hadir dalam acara tersebut, Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Wisnu Sakti Buana, Wali Kota Eri Cahyadi, Wakil Wali Kota Armuji, dan penyanyi Andre Hehanusa.
Puti langsung mendatangi Wisnu Sakti Buana untuk bersalaman dan menyapa tokoh-tokoh lain, " Saya suka olahraga, jika kita dan masyarakat sehat pasti Surabaya akan menjadi kuat," ujar Puti.
Disela kegiatan senama, mereka juga keliling untuk melihat kondisi bangunan rumah masa kecil Bung Karno yang sedang dilakukan renovasi. “Saya berharap bangunan bersejarah ini terus kita jaga, kita akan selalu mengingatkanya terus,” kata Anggota Komisi X DPR RI ini.
Peringatan bulan Bung Karno yang dikemas SICITA ini sangat meriah, sebanyak 600 orang terlibat. Mereka ikut senam dengan suka cita, dan melepas kepenatan saat libur. Bahkan, Jalan Peneleh harus ditutup karena masyarakat yang mengikuti senam ini terus bertambah.
Kondisi ini membuat Puti bahagia, karena peringatan bulan kelahiran kakeknya terlihat meriah. Warga Kota Surabaya tidak lupa akan sejarah, mereka terus mengingat bagaimana perjuangan Soekarno untuk membangun bangsa ini, hingga tiba Proklamasi sebagai penanda kemerdekaan RI.
“Kita harus mengingatkan terus bagaimana sejarah Bung Karno. Generasi penerus bangsa tidak boleh lupa, disini adalah lokasi kelahiran Bung Karno, kakek saya,” ungkap Puti.
PDI Perjuangan Kota Surabaya sengaja menggelar senam Indonesia cinta tanah air (SICITA) di Jalan Peneleh, Minggu (4/6/2022), di depan kampung Pandean Gang IV, tempat kelahiran Sang Proklamator, Bung Karno. Senam SICITA itu bagian dari rangkaian peringatan Hari Lahir “Putra Sang Fajar”, sebutan lain dari Bung Karno pada 6 Juni 1901.
“Warga masyarakat antusias merayakan Hari Lahir “Putra Sang Fajar”, yang akan kita peringati 6 Juni. Ratusan peserta mengikuti senam SICITA, dengan wajah sumringah, gembira dan bahagia,” kata Mohammad Jupri, Ketua PAC PDI Perjuangan, yang menjadi tuan rumah.
“Senam SICITA adalah bagian dari peringatan Hari Lahir Bung Karno, Bapak Bangsa. Sang Proklamator dilahirkan di rumah kecil, kampung Jl. Pandean Gang IV No. 40 pada 6 Juni 1901. Rumah itu saat ini sedang dipugar oleh Wali Kota Eri Cahyadi,” kata Sjukur Amaludin, Ketua Panitia Peringatan Hari Lahir Bung Karno.
Dikatakan Sjukur, Bulan Bung Karno diperingati setiap bulan Juni, setiap tahun. “Ada tiga momen penting di bulan Juni yang terkait dengan Bung Karno,” terang Amaludin.
Pertama, 1 Juni 1945, Bung Karno mencetuskan dan menguraikan Pancasila, yang menjadi dasar negara Indonesia. Pidato panjang lebar itu disampaikan di depan sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Kedua, 6 Juni 1901, Bung Karno dilahirkan di Surabaya, di rumah kecil kampung Jl. Pandean IV / 40, Kelurahan Peneleh, Kec. Genteng. Ketiga, 21 Juni 1970, Bung Karno wafat di Jakarta, dimakamkan di Kota Blitar. Hari itu telah menjadi kedukaan nasional. Jutaan menghantar dengan tangis dan doa kepergian Bapak Bangsa ke peristirahatan terakhir di Bendogerit, Kota Blitar.
Editor : Arif Ardliyanto