get app
inews
Aa Text
Read Next : Kapan Awal Bulan Ramadhan, Berikut Versi Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah

Kuatkan Aswaja Kader NU, Ini Pesan Ketua RMI PWNU Jateng

Kamis, 09 Juni 2022 | 08:56 WIB
header img
Rabithah Ma’ahid Islamiyyah (RMI) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah melakukan pengkaderan Aswaja di kompleks Asrama Perguruan Islam (API), Tegalrejo, Magelang

MEGELANG, iNews.id – Organisasi besar Nahdlatul Ulama (NU) tidak ingin kader-kadernya lupa akan Aswaja. Untuk itu, Rabithah Ma’ahid Islamiyyah (RMI) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah melakukan pengkaderan Aswaja di kompleks Asrama Perguruan Islam (API), Tegalrejo, Magelang Selasa (7/6).

“Aswaja penting diajarkan ke anak didik kita,” ungkap Ketua RMI PWNU Jawa Tengah, KH Nur Machin Chudlori saat menyambut para peserta Training of Trainer (ToT).

Meski begitu penting, Kiai Nur Machin menegaskan bahwa penyampaian dalam pengajaran Aswaja tidak bisa ditampilkan dalam wujud biasa-biasa saja, apalagi ala kadarnya. Pengajaran ini harus dilakukan dalam bentuk menarik dan relevan.

“Gimana caranya mengajarkan ahlusunnah wal jamaah dengan cara yang menarik,” tambahnya.

Untuk itu, lanjut dia, RMI wilayah Jawa Tengah ini mengadakan ToT untuk menanggulangi persoalan pengajaran Aswaja di madrasah-madrasah diniyah yang dirasa kurang menarik belakangan ini.

Pelatihan intensif yang diselenggarakan selama empat hari ini, diikuti 80 guru madrasah diniyah se-Jawa Tengah. Menurutnya, ini merupakan upaya peningkatan kemampuan guru madrasah diniyah dalam memaksimalkan media ajar. Terdapat 27 cabang mengirimkan delegasinya, yaitu dari Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Demak, Kendal, Kota Salatiga, Jepara, Rembang, Grobogan, Kota Surakarta, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Karanganyar, Wonogiri, Kab. Pekalongan, Batang, Pemalang, Kota Magelang, Kebumen, Temanggung, Wonosobo, Purworejo, Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara.

“Mengusahakan integrasi madin dan pesantren, baik dari kurikulum, nilai, dan tradisi. Pada tahap awal integrasi diarahkan pada RMI agar madin bisa menjadi pintu masuk calon santri ke pesantren. Sehingga madin menjadi ladang perjuangan khidmah alumni pesantren. Pada tahap jangka panjang diharapkan para santri madin bisa terintegrasi secara kemampuan dasar dengan pesantren, sehingga tidak sampai lulusan madin harus mengulang kelas di pondok pesantren,” tambah Kiai Machin. 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut