get app
inews
Aa Read Next : DMC Dompet Dhuafa Jatim Berikan Bantuan Korban Gempa Pulau Bawean, Salurkan Kebutuhan Pokok

Mengenal TALO atau Tale Olo Khas Bawean, Ikat Kepala Unik yang Jadi Budaya Rahasia Nenek Moyang

Minggu, 12 Juni 2022 | 19:04 WIB
header img
Pulau Bawean, Gresik Jawa Timur memiliki budaya khusus yang belum pernah diketahui masyarakat umum yang ada di Indonesia.

GRESIK, iNews.id – Budaya merupakan karakter kuat suatu daerah. Pulau Bawean, Gresik Jawa Timur memiliki budaya khusus yang belum pernah diketahui masyarakat umum yang ada di Indonesia.

Pengasuh Pesantren Penaber Bawean, Gresik Jawa Timur,  Kiai Mustafa (Kiyai Alam) membeberkan budaya khas yang dimiliki Pulau Bawean. Tanda tradisi ini masih belum diketahui banyak orang, untuk itu perlu dikenalkan budaya-budaya lokal ke masyarakat umum.

“Butuh keterlibatan para tokoh untuk memperkenalkan tradisi dan budaya lokal kepada para generasi penerus, agar generasi kita tidak kehilangan identitas dan karakter aslinya,” ucapnya.

Tokoh Masyarakat Bawean ini menuturkan, salah satu budaya tersembunyi tersebut adalah TALO atau Tale Olo. Ia menerangkan, perlu adanya pelafalan akronim dari TALO sebagai Tale Olo. Pada kata Tale, fonem {e} hendaknya dibunyikan sebagai fenem taling seperti bunyi fonem {e} pada kata "nenek". Makna "Tale" adalah pengikat yang bersinonim dengan kata "tali" sebagai pengikat kepala.

Kepala merupakan salah satu anggota tubuh yang sangat terhormat sehingga sebagian simbol-simbol kehormatan posisinya di atas kepala. Pola pikir dan nalar suatu bangsa terwakili oleh otak yang juga ada di dalam kepala.

Talo merupakan salah satu identitas yang terbuat dari kain batik (karya Pesantren Penaber) bermotif khas alam dan budaya Bawean. Identitas ini menyimpan beberapa simbol yang mengandung berbagai makna filosofis sebagai prinsip dan pandangan hidup yang tetap harus di ingat sebagai pegangan.

Talo atau ikat kepala secara simbolik mengandung arti bahwa beberapa pemikiran yang harus diikat dengan aturan-aturan agama dan aturan adat agar tidak liar tanpa batas. Talo terdiri dari dua bentuk yaitu Talo yang menjadi pakaian sehari-hari dan Talo khusus para pendekar di saat masuk gelanggang.

Dalam Talo ada dua sudut (baca:Bawean: bhuco) yakni yang satu menunjuk tegak ke atas yang berarti ke Esaan Allah. Pucuk Talo setinggi 17 cm sebagai sudut atau bhuco bermakna 17 rakaat.  Bhuco yang kedua posisi ada di depan dengan menunduk ke bawah. Hal ini menandakan betapa kita harus tunduk kepada yang maha Esa dan harus selalu menundukkan kepala sebagai wujud penghormatan kepada sesama hamba. Pada ukuran 13 cm bhuco kedua bermakna 13 rukun salat.

Di dalam Talo ada gambar motif berupa tanduk rusa, bunga sentigi, motif alam, dan budaya merupakan simbol kesadaran kita untuk tetap melestarikan lingkungan alam sekitar, termasuk flora dan fauna.

Di bagian belakang kepala Talo diikatkan dengan tiga lilitan bermakna tiga rukun agama yaitu  Islam, Iman, dan ihsan.

Warna dasar hitam pada talo mengandung ajaran bahwa kita harus selalu mengosongkan hati dan fikiran dari sifat-sifat radzail dan sifat-sifat kebendaan. Motif batik berwarna kuning mengandung filosofi tentang sebuah optimisme, kesejahteraan, dan juga kewibawaan serta kebijaksanaan

Dua ujung ikatan Talo posisi kanan menunjuk ke atas posisi kiri menunjuk ke bawah menyatakan bahwa tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut