Berdasarkan dari obrolan dengan teman-temannya itu, memudian Ashley tertarik mengikuti acara World Hijab Day yang digelar setiap 1 Februari. Di acara itu dia juga tertarik untuk mengetahui tentang hijab drngan menonton YouTube dan mencoba memakainya dengan syal.
“Aku coba pakai hijab dengan syal yang kupunya. Aku coba pakai dengan rapi,” ucapnya.
Setelah itu Ashley mencoba memakai hijab saat ke kampus. Meskipun mendapat tatapan yang tidak mengenakan dari pihak kampus dan teman di temat kerjanya, namun Ashley tetap percaya diri tampil mengenakan hijab.
“Mereka tanya sama aku dan malah mau ikut serta acara World Hijab Day. Aku posting di media sosial dan banyak respon positif. Mereka semua sangat mengapresiasiku,” tuturnya.
Sejak saat itu, Ashley melakukan riset tentang World Hijab Day. Dia bermimpi ingin menjadi brand ambassadornya. Dan ternyata mimpi itu terwujud di tahun 2017. Ashley merasa senang terlibat dalam acara itu, padahal dirinya belum menjadi Muslim.
Kemudian tahun 2018 dia membuat acara sendiri di kampus. Lewat acara itu dia juga ingin memberikan informasi tentang agama Islam yang banyak disalah pahami oleh masyarakat. Para anggota masjid pun membantunya.
“Aku membuat gerakan menutup kepala dalam memperingati World Hijab Day. Tantangan itu dilakukan selama 30 hari selama bulan Ramadhan. Akhirnya rekan kerja dan teman-temannya pun tau,” ucapnya.
“Ashley mencoba belajar cara shalat, membaca Al Quran, bangun sahur, dan mendengarkan kisah-kisah Islam. Aku belajar lebih banyak dan menyelemi lebih dalam. Aku jatuh cinta sama agama ini. Sebagian orang kaget ketika mereka tau aku bukan muslim,” sambungnya.
Editor : Ali Masduki