Lebih jauh dia mengungkapkan, jantung dan pembuluh datang masih menjadi penyakit kritis yang menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Menurut data, angka kejadian gagal jantung di Indonesia sebesar 5% atau tergolong tinggi.
Selain itu, sebanyak 17,2% pasien gagal jantung di Indonesia meninggal saat perawatan rumah sakit, 11,3% meninggal dalam 1 tahun perawatan, dan 17% mengalami rawat inap berulang akibat perburukan gejala dan tanda gagal jantung.
"Berdasarkan fakta ini, penting bagi masyarakat untuk selalu menjalankan gaya hidup sehat dan mempersiapkan proteksi asuransi untuk meminimalisir risiko finansial yang terjadi dari penyakit kritis yang mungkin terjadi," ungkap Windra.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait