Selain itu Dokter Samsul, juga menjelaskan bagaimana cara orang tua mengetahui anak masuk kategori Stunting atau tidak.“Orang tua harus aktif mengkontrolkan anaknya ke Puskesmas setiap satu bulan sekali. Pastinya saat awal lahir dulu diberi buku kesehatan baik dari puskesmas maupun rumah sakit yang itu berfungsi untuk mengetahui grafik kesehatan pada anak,” ungkap dia.
Nantinya dari kontrol rutin tersebut bisa dilihat ukuran panjang bayi dan berat badan. “Bayi dikatakan sehat dilihat pada 6 bulan pertama, kenaikan berat badan satu kilo untuk setiap bulan. Sedangkan untuk satu tahun berat badan ada kenaikan hingga tiga kali lipat,” ujarnya.
Agar anak tidak terkena stunting orang tua harus memberikan asupan gizi yang cukup dengan diberikan makanan makanan yang berprotein hewani, misalnya susu maupun telor.
“Dari data IDAI sendiri angka stunting di Surabaya capai 40 persen. Ini data pada tahun 2021 yang lalu, sehingga harus ada edukasi dan asupan gizi yang cukup,” ungkapnya.
Lebih jauh dijelaskan, paling penting anak di usia 5 tahun kebawa harus minum susu dan diberikan protein hewani. “Peran orang tua sangat penting untuk tumbuh kembang anak,” lanjut dia.
Anak bisa terkena stunting biasanya orang tua kurang dalam memberikan asupan gizi dan memberikan protein pada anak mereka.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait