SURABAYA, iNews.id - Mantan Kombatan Bom Bali, Ali Fauzi, muncul di tengah-tengah mahasiswa baru (maba) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
Mantan teroris yang pernah terlibat dalam peristiwa bom Bali tahun 2002 silam ini diundang khusus untuk memberikan materi tentang deradikalisme, pada gelaran Pelatihan Spiritual dan Kebangsaan (PSB) hari kedua, Selasa (2/8), di Graha Sepuluh Nopember ITS.
Melalui materi utama tentang Moderasi Beragama, lelaki yang kini aktif sebagai seorang ustaz ini berbagi pengalaman hidupnya agar tidak diikuti oleh para generasi muda saat ini.
Ia mengaku bahwa dulunya dikenal sebagai ahli perakit bom di berbagai organisasi radikal yang diikutinya.
“Saya pernah satu kelompok dengan Abu Bakar Ba’asyir di Malaysia,” ungkap pendiri Yayasan Lingkar Perdamaian ini.
Ali yang sudah terasimilasi ini menyebutkan, pada tahun 2015 - 2022 lebih dari 3.000 orang terduga teroris telah ditangkap. Jumlah ini bahkan melebihi jumlah penangkapan pada periode 2002 – 2014 lalu.
Ia membeberkan hasil riset Marc Sageman yang menunjukkan faktor terbesar orang untuk bergabung dengan jaringan radikalisme dikarenakan faktor friendship dan kinship (pertemanan dan kekeluargaan).
“Saya dulu bersama saudara saya dalam menjalankan pengalaman menyedihkan ini,” tutur Ali yang juga merupakan adik kandung Amrozi, pelaku bom Bali yang telah dihukum mati.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait
