Supardi pun terlihat senang dan tak lupa mengucapkan terima kasih atas bantuan bedah rumah yang diterimanya.
"Terima kasih pada Mbak Elvira (Puteri Indonesia 2014) serta dua komunitas sosial (Komunitas Tolong Menolong dan KCBI Peduli). Saat ini, saya dan keluarga tak perlu melek'an untuk berjaga-jaga saat hujan deras akibat atap bocor. Serta tak perlu bingung saat mau BAB lagi," ucapnya.
Untuk diketahui, Pak Supardi sendiri sehari-hari berprofesi sebagai tukang becak yang sudah diilakoni sejak tahun 1983 sampai sekarang, dengan penghasilan yang sangat minim berkisar Rp 10 ribu sampai Rp 30 ribu per hari.
Tak jarang, pulang dengan tangan hampa dikarenakan sepi penumpang.
"Kalah bersaing dengan ojol (ojek online)," kata Supardi singkat.
Kondisi berbeda diakui Supardi sekitar tahun 80an sampai akhir 90an saat kawasan Tambak Asri masih menjadi lokalisasi.
"Ya, pokoknya Alhamdullilah. Berapapun yang saya dapat, tetap disyukuri. Yang penting halal dan saya tetap diberikan kesehatan agar bisa bekerja," ucapnya yang juga kerap bekerja serabutan seperti menjadi kuli bangunan.
Beruntung, Supardi dibantu istrinya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan bekerja jadi buruh cuci dan setrika di tetangganya dengan penghasilan hanya Rp 50 ribu per minggu.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait