SURABAYA, iNews.id - Dosen dan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB Unair), mengenalkan aplikasi bisnis digital dan pembukuan sederhana kepada masyarakat di 13 kabupaten dan kota se Jawa Timur.
Selama Oktober-November, tim yang diketuai oleh Sri Herianingrum dengan anggota Irham Zaki, Sulistiya Rusgianto, dan Bayu Arie Fianto, tersebut mendatangi sejumlah daerah. Mulai Kota Surabaya, Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Pasuruan. Kumudian Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Malang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Sidoarjo.
Sri Herianingrum mengatakan, kegiatan yang digelar bersama Lembaga Manajemen Infaq (LMI) ini merupakan rangkaian dari program Matching Fund yakni pengabdian masyarakat. Hal itu juga sebagai wujud implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang telah disiapkan dan akan dilaksanakan oleh seluruh Program Studi S1 di bawah FEB Unair.
"Tujuan program ini adalah mahasiwa diharapkan mampu berperan dalam proses manajemen lembaga zakat. Mulai dari pengumpulan dana, pengelolaan atau pelaksanaan program-program LAZ, pendistribusian, sampai dengan pemberdayaannya berbasis bisnis digitalisasi yang dilakukan kepada mustahik. Serta evaluasi atau pertanggungjawaban akuntasi LAZ. Demikian juga dosen akan memiliki bekal mengajar, kemampuan riset dan pengabdian masyarakat yang lebih tajam dan mendalam," terangnya.
Menurut Sri Herianingrum, perubahan teknologi informasi semakin pesat. Disisi lain, masih banyak masyarakat yang belum melek digital. Sehingga pengenalan aplikasi bisnis digital kepada penerima zakat LMI adalah salah satu terobosan yang dianggap perlu untuk menjadikan media mempercepat angka melek digital di masyarakat.
"Hal ini juga menjadi upaya FEB Unair dalam melaksanakan tri dharma perguruan tinggi ketiga yakni melakukan pengabdian masyarakat secara langsung dan tapat sasaran," terangnya.
Dalam menyukseskan program ini, lanjutnya, para jajaran dosen di FEB Unair mendukung secara penuh dan maksimal. Seluruh departemen di FEB Unair terlibat yakni Departemen Manajemen, Departemen Ekonomi Syariah, Departemen Akuntansi dan Departemen Ilmu Ekonomi.
Kerjasama dan bahu-membahu itu semata-mata untuk menyukseskan kegiatan ini, dengan harapan penerapan ilmu di FEB Unair dapat di realisasikan di masyarakat secara riil. Mengingat FEB menjadi fakultas di Universitas Airlangga yang menjadi leading dalam upaya melakukan transformasi bisnis di lingkungan masyarakat.
Sri kembali menegaskan, bahwa pengenalan aplikasi bisnis digital serta pembukuan sederhana ini dilakukan agar kesenjangan antar wilayah dapat diminimalisir. Selain itu, dengan upaya pengembangan yang bersifat inklusif dan berkelanjutan, masyarakat dapat lebih mendalami ilmu yang dibagikan, sehingga harapannya masyarakat dapat menerapkannya atau merealisasikannya dengan baik dan sesuai dengan tujuan soalisasi.
Dalam melaksanakan tugas pengmas Matching Fund tahap pertama, Sri Herianingrum dibantu oleh pimipinan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair, Dekan FEB, Prof Dian Agustia, Wadek 1Wisnu Wibowo, Wadek 2 Nisful Laila, Wadek 3 Ahmad Rizki Sridadi, juga para Kadep di FEB, dosen-dosen FEB Unair dari semua Prodi, dengan mayoritas dosen dari Departemen Ekonomi Syariah.
Melalui program Matching fund, FEB Unair akan melakukan kegiatan bersama dengan LMI dalam melaksanakan pemberdayaan mustahik, melalui pelatihan digitalisasi. Dari pihak LMI, antara lain Direktur LMI Surabaya, Citra Dewi, Muh Jaenuddin, dan LMI pusat maupun daerah telah berkoordinasi dengan Unair dalam melaksanakan Matching Fund ini.
"Keterlibatan dua Lembaga ini dalam kegiatan ini adalah menguatkan terciptanya ekosistem yang kuat dalam proses transformasi mustahik menjadi muzakki dan memberikan dampak positif pada kesejahteraan mustahik sendiri dan masyarakat sekitarnya," papar Sri.
Ekosistem yang dibentuk antara Departemen Ekonomi Syariah, dan LMI, akan meningkatkan skill dosen dalam proses tridharma Perguruan Tinggi yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat yang akan dilakukan pada kegiatan ini.
"Dan yang lebih penting lagi manfaat yang bisa dirasakan oleh mahasiswa, yaitu mampu meningkatkan skill mahasiswa dalam melakukan analisa lapangan usaha atau anlisis kehidupan sosial masyarakat. Sehingga nantinya setelah lulus kuliah, mereka tidak hanya siap kerja, namun juga dengan mudah mampu menciptakan usaha. Baik pada bidang kelembagaan sosail seperti lembaga zakat, bidang lembaga keuangan mikro syariah seperti BMT (koperasi syariah), maupun bidang entrepreneur," tandasnya.
Sebagai informasi, pemaparan bisnis digital dan pembukuan sederhana oleh dosen serta mahasiswa FEB Uair dilakukan secara serentak di wilayah LMI di Jawa Timur. Harapannya, program pengenalan aplikasi bisnis dan pembukuan sederhana ini juga menjadi wujud implementasi penerapan SDGs 1 dan 2. Yaitu menjaga keberlangsungan usaha dan terciptanya kesejahteraan maqashid Syariah, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan para mustahik.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi percontohan dalam penerapan ekosistem MBKM yang berusaha untuk merangkul antar elemen seperti perguruan tinggi, pengguna lulusan, dan masyarakat dalam menciptakan skill of life dalam berwirausaha atau berbisnis di masa yang akan datang.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait