SURABAYA, iNews.id - Adelita Vega, salah satu Mahasiswi Fakultas Kedokteran akhirnya resmi menyandang gelar Sarjana pada Sabtu (20/11/2021). Gelar sarjana kedokteran yang ia raih tentunya menjadi tonggak sejarah baru baginya untuk mewujudkan cita-citanya menjadi Dokter.
Selain berhasil menyandang gelar sarjana kedokteran, ada cerita menarik yang bisa dijadikan inspirasi bagi generasi mendatang. Adalah bagaimana Vega harus berjuang dalam menyelesaikan skripsinya.
Wisudawati FK Universita Muhammadiyah (UM) Surabaya ini bercerita, tidak mudah baginya dalam menyusun skripsi hingga selesai. Pada saat proses pengerjaan, Vega dihadapkan oleh kondisi yang berat. Dimana hampir seluruh keluarganya dan Vega sendiri harus dirawat di rumah sakit karena terpapar Covid-19.
Dari situlah fokusnya terbelah. Ia harus memikirkan bagaimana kelanjutan skripsi yang sudah sampai pada tahap penelitian, dan keluarganya yang dirawat. Bahkan sang Ayah juga harus menjalani perawatan diruangan ICU.
Vega mengaku, gelombang kedua Covid-19 itu membuatnya sulit untuk melakukan penelitian. Ditambah lagi dirinya yang harus masuk ruang ICU.
Meki sempat ragu, calon dokter muda ini akhirnya memutuskan untuk menggarap skripsinya di ruang ICU. Selama dalam perawan, ia menyempatkan diri merekap dan menganalisisi sejumlah dokumen seperti questioner yang selama ini sudah dikerjakan.
“Di ruang ICU saya kepikiran skripsi yang harus segera saya selesaikan, dan mencoba mengerjakan skripsi semampu saya. Perjuangan selama hampir empat tahun menjadi mahasiswa kedokteran bukanlah hal yang mudah, karena itu saya ingin tetap menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu," terangnya.
Ditengah kesultitan itu, Vega tidak menyangka ternyata masih ada harapan cemerlang. Ia tidak menyangka salah satu dokter yang merawatnya adalah pembimbing skripsinya.
"Motivasi saya untuk menyelesaikan skripsi pun menjadi lebih besar. Keluarga dan teman-teman sangat mendukung, sehingga saya semangat," ungkapnya.
Lebih lanjut lagi, Vega menceritakan tepat 2 minggu setelah Vega keluar dari rumah sakit, dia mendapatkan jadwal untuk sidang skripsi.
Vega menyebutkan perjuanganya dirumah sakit dengan segala keterbatasan terbalas tuntas dengan selesainya skripsi yang menjadi tanggungjawabnya selama ini.
Untuk itu, Vega menitip pesan kepada generasi muda agar tidak menyerah dalam meraih cita-cita. Kata dia, lika-liku kehidupan itu pasti ada tapi semua bakal bisa sampai ke titik yang inginkan.
"Ingat dan aku yakin perjuangan itu ngga ada yang sia-sia. Setelah kita berjuang kita hanya tinggal menunggu hari bahagia itu datang.” pungkasnya.
Perjuangan Vega untuk meraiah gelar sarjana kedokteran itupun akhirnya mendapatkan banyak apresiasi. Termasuk dari Rektor UM Surabaya, Sukadiono.
Sukadiono menuturkan, bahwa perjuangan menjadi seorang dokter yang penuh dengan tantangan akan melahirkan dokter-dokter yang punya semangat juang yang tinggi.
Seperti halnya yang dijalani oleh Vega. “Saya yakin, Vega dan wisudawan/wisudawati lainya memiliki proses yang panjang dan patut diapresiasi hingga saat ini mampu bertahan dan mendapatkan gelar sarjana," tuturnya.
"Selamat kepada anda semua. Semoga menjadi dokter yang memiliki kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia yang berwawasan global, beriman, berakhlak mulia serta berkepribadian Muhammadiyah dan menjadi teladan melalui dakwah Islam amar makruf nahi munkar sesuai dengan tujuan dari FK UM Surabaya,” pungkas Sukadiono.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait