Karenanya, Cak Eri mengaku telah berkoordinasi dengan Cak Kartolo dan keluarga (Cak Sapari) untuk bersiap dalam gelaran seni dan budaya “Mengenang Cak Sapari”, yang akan digelar di Balai Pemuda. “Kedua akan saya canangkan juga, tempat seni yang ada di Surabaya itu letaknya di Balai Pemuda. Monggo (silahkan) bisa dimanfaatkan oleh para seniman secara bergantian. Nanti dia bisa menjual tiket pementasan dan hasilnya juga bisa dimiliki oleh para seniman,” ungkapnya.
Hanya saja, Cak Eri mengingatkan kepada para seniman untuk menjaga kebersihan melalui biaya retribusi. Sebab, ia berharap para seniman bisa menjaga ruang kesenian di Kota Surabaya. Dan ketiga, bersamaan dengan gelaran “Mengenal Cak Sapari”, maka Balai Pemuda bisa kembali digunakan sebagai pusat kesenian dan budaya.
“Kota Surabaya mampu mempertahankan budaya Arek, salah satunya adalah melalui seni dan budaya. Karena itu saya mengajarkan anak-anak enom (muda) sekarang, bahwa Kota Surabaya terkenal karena ludruk. Melihat kemajuan zaman, ludruk juga tidak akan mati, tapi ludruk ini bisa bertransformasi menjadi ludruk dengan model (konsep) kekinian, seperti Grup Ludruk The Luntas dan lainnya,” ucapnya.
Seniman Ludruk Legendaris Sapari Suhendra atau yang akrab disapa Cak Sapari berpulang, Kamis (159/2022). Foto iNewsSurabaya/ist
Dalam gelaran bertajuk “Mengenang Cak Sapari” nantinya, Cak Kartolo akan bersinergi dengan Grup Ludruk The Luntas. Bahkan, Cak Eri juga akan ikut bermain dalam pementasan ludruk untuk mengajak seluruh masyarakat Kota Surabaya membangkitkan seni dan budaya di Balai Pemuda. Sedangkan untuk mulainya gelaran tersebut, Pemkot Surabaya akan menyesuaikan jadwal kegiatan Cak Kartolo.
“Cak Kartolo masih ada keperluan, karena beliau akan operasi katarak. Setelah itu, 10 hari berikutnya belum diperbolehkan tampil dan kita menyesuaikan waktunya beliau. Sebab, kita juga ingin menunjukkan perjuangan Cak Sapari dan Cak Kartolo, bagaimana mengikat tali persahabatan dan persaudaraan sampai maut memisahkan, bahwa persahabatan mereka tidak dipisahkan oleh waktu dan zaman,” jelasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait