Selain itu, mereka juga menggunakan chasis berbahan karbon fiber dengan berat kendaraan 54 kilogram. Hal itu sebagai upaya menjadi bagian dari masa depan energi yang lebih bersih di Indonesia dan dunia, serta melakukan aksi nyata dalam upaya mengurangi dampak pemanasan global melalui inovasi teknologi kendaraan.
"Walaupun ini akan menjadi kali pertama kami berkompetisi di kelas ini, kami akan berusaha semaksimal mungkin menampilkan performa terbaik kami,” tambah Heaven.
Tim Apatte Elang Perkasa 1 Universitas Brawijaya. Foto/Dok Unibraw
Deputy Country Chair dan Vice President Corporate Relations Shell Indonesia, Susi Hutapea menyatakan apresiasinya terhadap perkembangan tim Apatte Elang Perkasa.
“Kami merasa bangga dan terinspirasi dengan perkembangan tim-tim peserta Shell Eco-marathon di tahun ini, termasuk Tim Apatte yang pada tahun ini juga mengusung kendaraan bertenaga hydrogen fuel cell," ujarnya.
Dia berharap berbagai inovasi yang diciptakan mahasiswa peserta Shell Eco-marathon dapat menjadi solusi bagi mobilitas masa depan yang lebih hemat energi dan rendah emisi
Shell Indonesia juga berharap kedepannya semakin banyak mahasiswa di Indonesia yang akan mengikuti kompetisi Shell Eco-marathon.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait