SURABAYA, iNews.id - Mahasiswa S3 Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Dr Suwito ST MT menawarkan solusi untuk mengoptimalkan sistem irigasi secara menyeluruh yang lebih hemat dan efisien.
Solusi tersebut ditawarkan mengingat saat ini jumlah penggunaan air dan listrik masih saja menjadi masalah dalam sistem irigasi.
Suwito menuturkan, meskipun saat ini telah terdapat teknologi sistem irigasi tetes bertenaga fotovoltaik (SITPV), yang mengintegrasikan kecerdasan buatan dan panel surya sehingga mampu bekerja secara mandiri.
“Namun sistem tersebut masih punya kekurangan dalam pengoptimalan energi yang digunakan,” ucapnya.
Solusi yang coba ditawarkan oleh Suwito ini menjadi topik penelitiannya dan berhasil mengantarkannya meraih gelar doktor
Melalui disertasinya yang berjudul Sistem Cerdas Irigasi Tetes Fotovoltaik Berbasis Metode Hybrid Kalman Fuzzy dan Binary Particle Swarm Optimization (BPSO), Suwito fokus untuk mengatasi permasalahan ketidakpastian energi yang dihasilkan SITPV.
“Ketidakpastian tersebut dikarenakan ketergantungan SITPV pada penyinaran matahari dan kondisi cuaca,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dosen Departemen Teknik Elektro ITS ini menuturkan, pengendalian SITPV yang tidak tepat mengakibatkan energi yang dihasilkan panel surya tidak optimal, pemakaian energi yang kurang maksimal, dan akurasi irigasi rendah.
Beberapa peneliti telah melakukan optimalisasi terhadap SITPV, namun usaha tersebut masih bersifat parsial sehingga masih kurang optimal,” kata dia.
Penelitian yang dibimbing langsung oleh Rektor ITS, Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng ini mengintegrasikan kontroler Maximum Power Point Tracking (MPPT) dengan algoritma Hybrid Kalman Fuzzy.
Skema sistem irigasi tetes bertenaga fotovoltaik rancangan Dr Suwito ST MT
Gabungan teknologi tersebut mampu mengoptimalkan daya luaran panel surya agar selalu mencapai daya maksimum di semua intensitas penyinaran matahari dengan cepat dan stabil.
“Sekalipun dalam keadaan berawan, sistem ini dapat dengan cepat beradaptasi,” papar Suwito.
Lebih lanjut, Suwito memaparkan, daya maksimum yang dihasilkan oleh panel surya dengan integrasi MPPT dan Hybrid Kalman Fuzzy diteruskan ke pompa air sentrifugal berjenis BLDC yang mempunyai efisiensi tinggi.
“Dengan begitu sistem ini hemat dalam pemakaian energi dan sangat tepat diterapkan di daerah terpencil yang tidak memiliki jaringan distribusi listrik,” ungkapnya.
Suwito meyakini, sistem irigasi rancangannya yang juga dilengkapi dengan algoritma BPSO ini memungkinkan distribusi irigasi secara cerdas sesuai ketersediaan listrik. Penggunaan kecerdasan buatan ini membuat tanaman mendapat suplai air yang cukup dan tepat sesuai dengan kebutuhannya untuk tumbuh.
“Selain dapat menghemat air, sistem ini memiliki akurasi irigasi yang tinggi. Dana saya berharap, sistem irigasi ini dapat membantu Indonesia mencapai ketahanan pangan,” pungkasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait