Telan Pil Pahit Masa Lalu, Unipra Surabaya Bertekad Jadi Kampus Bermartabat

Ali Masduki
Rektor Unipra Surabaya Dr Bachrul Amiq (tengah) bersama mahasiswanya. Unipra terus berbenah pasca mendapat sanksi administratif dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud Ristek. Foto/iNewsSurabaya.id/Ali Masduki

SURABAYA, iNews.id - Universitas WR. Supratman (Unipra) Surabaya bertekad menjadi kampus bermartabat. Yaitu kampus yang taat terhadap azas dan norma-norma akademik. 

Tekad itu digaungkan Unipra pasca kampus Swasta di Jl. Arif Rahman Hakim ini menelan pil pahit masa lalu yang berujung pada sanksi administratif dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud Ristek.

Rektor Unipra Surabaya Dr Bachrul Amiq menuturkan, sebelumnya Unipra menjadi salah satu dari belasan kampus di Jawa Timur yang didatangi oleh Tim Evaluasi Kinerja Akademik (EKA) Dikti pada 17 Juli 2022. 

Tim menemukan sejumlah ketidaksingkronan data yang mengakibatkan Unipra mendapat tegoran dan harus memperbaiki seluruh sistem. 

Hal itu juga menjadikan status Unipra dalam pembinaan ringan bagi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) selama empat bulan ke depan.

 

Bachrul Amiq menegaskan, sanksi tersebut tentunya menjadi cambukan bagi Unipra dan mendorong PTS ini berbenah menjadi lebih baik.

"Kami bersama-sama wakil rektor dan dekan kerja keras untuk melakukan perbaikan dan semua sudah kami laporkan kepada LLDIKTI Wilayah VII Jatim," tegasnya.

Laporan tersebut, kata Amiq, juga sudah di verifikasi oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII pada tanggal 12 dan 13 Oktober 2022. Saat ini hasil verifikasi sedang berproses. 

"Alhamdulillah LLDIKTI puas dengan laporan kita. Mudah-mudahan segera dicabut sanksi pembinaan ini," terangnya.

SOP Anti Plagiarisme

Salah satu yang menjadi temuan Tim Evaluasi Kinerja Akademik (EKA) di Unipra adalah plagiat tugas akhir atau tesis. Untuk memperbaikinya, Unipra membuat Standard Operating Procedure (SOP) Anti Plagiarisme. Kampus menyiapkan perangkat Lunak Anti Plagiarisme.

Penataan Dosen

Bachrul Amiq mengungkapkan, dari hasil penulusuran didapati nama-nama sejumlah dosen yang sudah tidak aktif mengajar namun nama tersebut masih tecantum. 

Sehingga pihaknya melakukan penataan terhadap data-data dosen. Bahkan Unipra juga membuka lowongan bagi dosen muda yang mau mengabdi di Unipra.

"Kami ingin ada dosen-dosen muda yang inovatif dan mau berjuang bersama untuk kemajuan Unipra," ujarnya.

Laporan Keungan Akuntabel

Kampus yang memulai kegiatan akademisnya pada tahun 1985 ini juga memperbaiki sistem keuangan. Karena selama ini laporan keuangan dianggap kurang akuntabel. Untuk itu, Unipra berkomitmen membuat sistem keuangan berbasis anggaran, sehingga keluar masuknya keuangan tercatat dengan rapi.

Peningkatan Kegiatan Mahasiswa

Meski baru menjabat sebagai rektor di Unipra pada Juli lalu, Bahrul Amiq sudah berpengalaman menjadi rektor di kampus lain dan berhasil membuat kampus tersebut kembali harum. Salah satu strateginya adalah mendukung aktifitas mahasiswa.

Menurutnya, geliat kegiatan mahasiswa menjadi potret kualitas sebuah kampus. Sehingga kinera kemahasiswaan harus mendapat dukungan agar terus meningkat.

SOP Transfer Mahasiswa

Untuk menghindari penyalahgunaan wewenang, Bahrul Amiq membuat Standard Operating Procedure (SOP) tentang mekanisme tranfer mahasiswa. Hal itu dilakukan lantaran selama ini ada yang menganggap bahwa Unipra adalah salah satu kampus rujukan para pencari ijazah dengan cara cepat melalui mekanisme transfer.

"Dengan adanya SOP ini maka mahasiswa transfer bisa menjalani proses kuliah sesuai aturan akademik," ucapnya.

Dengan adanya perbaikan ini, Amiq berharap kedepan Unipra bisa menjadi kampus yang bermartabat dan menjadi jujugan mahasiswa ekonomi menengah. Mengingat, Unipra sendiri adalah kampus swasta di kota Surabaya yang murah dibandingkan dengan kampus swasta lainnya.

"Kita ini adalah tempat masyarakat ekonomi sedang yang ingin merubah nasib dan mengenyam pendidikan sarjana," tuturnya.

Sementara itu Ketua BEM Unipra Surabaya, Fingki Suswati, mengakui bahwa perubahan dan perbaikan yang dilakukan oleh jajaran rektorat baru ini sudah bisa dirasakan. Mulai dari pembenahan peraturan, kuliah dengan sistem "Hybrid learning" sudah mulai berjalan di semester ini.


Ketua BEM Unipra Surabaya, Fingki Suswati.

 

Untuk sistem, kata dia, yang tadinya kurang sesuai (kurang lurus) sekarang sudah tertata kembali. Kegiatan mahasiswa yang tadinya sedikit dibatasi untuk ruang gerak nya karena pandemi, sekarang sudah berikan keluasaan untuk mahasiswanya melakukan kegiatan dan beraktifitas.

"Sistem yang transparant. Meskipun tahun ini, dengan sangat disayangkan Unipra tidak bisa memproses mahasiswa baru, karena sedang diperlakukan pembinaan dari pusat," paparnya.

"Pak Rektor yang baru sangat amat membaur dengan mahasiswa. Dan selalu menghargai ide, aspirasi dan gagasan dari mahasiswa," ucap Fingki.

 

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network