Ditambahkan, secara Scientific penggunaan Harvester bisa mengurangi loss 9 %sampai 11%. Sehingga, jika total produksi padi di Indonesia mencapai 32 juta ton. Maka sesungguhnya terdapat potensi untuk bisa menyelamatkan minimal 3,2 juta ton, untuk 10% nya.
"Ada banyak managemen pengelolaan sektor holtikultur dan pertanian yang kita miliki, saya rasa kita tidak perlu khawatir akan krisis pangan. Jika ini bisa direkomendasikan di forum rektor, akan menjadi harapan baru bagi seluruh petani kita, termasuk di dalamnya adalah pupuk untuk tambak," jelas Khofifah yang juga merupakan Ketua Ikatan Alumni (IKA) Unair.
"Kalau ini jadi bagian dari rekomendasi Forum Rektor, sebetulnya adalah salah satu jawaban bahwa Indonesia bukan hanya siap pada ketahanan pangan, tapi juga kedaulatan pangan," tegasnya menambahkan.
Lebih jauh, Khofifah menjelaskan, bahwa Jawa Timur di 2020 dan 2021 menjadi kontributor padi terbesar di Indonesia. Hal ini telah tertuang pada data BPS, di tahun 2022, Jawa Timur semoga kembali produksi padinya tertinggi se indonesia.
Selain itu, Jatim juga merupakan penghasil daging sapi terbesar secara nasional. Hal ini karena di Jatim ada balai besar inseminasi buatan (BBIB) sehingga sapi di Jatim populasinya mencapai 5,1 juta ekor. Dibawah jatim ada prov lain dengan 1,8 juta dan selisihnya terpaut jauh.
"Jadi apa yang ingin kami sampaikan adalah Jatim ingin menyiapkan swasembada pangan di banyak sektor termasuk di dalamnya produksi daging," tukasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait